Cermin di sebuah coffeshop

Cerminya utuh.
Padahal pukul tujuh pagi tadi ledakan melantakkan hampir semua sudut dari pintu depan sampai pintu toiletnya.
Warna darah segar bercampur aroma kopi,guratan sisa sisa tubuh yang berpencar mencari nama nama tuanya.
Mungkin cermin ini kesaksian Tuhan. Ada yang berusaha menyatakan Ia Paling benar.Ada yang mengklaim ia paling hakiki.

Ada anak kecil mencoba meratap pada cermin.

Tuhan , adakah engkau ?

- ya (suara ghaib dari dalam cermin)

kenapa mesti kau biarkan manusia menghakimi sesamanya dengan cara seperti ini ?

-Ya, itu hak mereka.

Ih ,Tuhanku ambigu. Lantas digunakan apa surga dan neraka ?

-pembatas.


Pembatas ?
Bingung Tuhanku si kecil ini, kenapa kau cipta surga cuma untuk satu warna yang sama dengan warnamu ,sementara neraka adalah tempat yang cocok untuk yang berbeda ?
Sementara yang merasa telah teken kontrak dapat jatah tempat di surga ,merasa dengan memusnahkan perbedaan warna ,menyeragamkan kehendak.Telah benar benar mematuhi firman firmanmu. Termasuk itukah tujuanmu mencipta dunia ?
Tuhan kalo begitu akulah calon penghuni nerakamu, karna aku begitu menyukai perbedaan warna , abrasi rasa.

-Manusia sudah bukan manusia.
:Tapi anjing.

A-N-J-I-N-G.

Tidak ada komentar: