PUSARAN


di engkau, ada sungaikah?
kemarau mamaklumi aku,
sebagaimana bahasa
menyapih   kerumitanya

ruas arusmu, yang sebenarnya aku cari
: inti seluruh perenangan

tapi kenapa,
di terik ini kau biarkan 
tubuh kata-kataku  tenggelam?

(2012)

PUISI YANG TERBIT DI BULETIN KERIS* (edisi#13)



YANG  HIDUP MENGHADAP MATAMU   

Aku mengangankan seluruh tubuhku
menjelma sebuah kacamata agar selalu
hidup berhadapan dengan matamu
 :sepasang mata yang gemar sekali membaca

di depan pintu kamar matamu aku kirim riuh ketukan,
milik seluruh  burung-burung yang lama bermukim
di atas kepalaku, yang dengan perih paruhnya  rela melepas 
langit mereka agar  bisa segera kau penjara

penjara yang akan  dibawa  pandanganmu bertamasya
ke segenap penjuru tempat yang menyediakan garis peta,
tiruan bola dunia, antariksa
serta seluruh yang fiksi bagi  sempit harapanmu  namun
selalu kauhirupkan  ke dalam  nyata paru-paruku.

ketika kau  mulai terhisap huruf pertama 
selamat ulang tahun mbi-mbi+ adhec+ dik aziz. berkah selalu.
tadi sempat mampir ke bookfair. kecewa berat. yang katanya mencerdaskan itu jadi membosankan. banyak buku berhamburan, seluruh rak diisi sama novel-novel yang "best seller". macam apa ini, kalau tidak novel-novel macam itu ya teenlit, terus buku-buku "nggak jelas" yang kebanyakan how to. apresiatif lah sama penerbit yayasan obor, di sana ketemu sama novel-novel yang secara pribadi jadi oase. Dapat novelnya Aamin maalouf, Marguerite duras, oiya, dapat juga kumpulan cerita pendek Iwan Simatupang dan Korrie layun Rampan. bisa jadi penawar kecewa sama yang namanya bookfair.
Sudah lebih seminggu dan belum selesai-selesai juga merampungkan membaca Jurnalisme Sastra-nya Septiawan Santana Kurnia. Baru dapat separuh buku sudah malas-malasan deh.

BENTUK PERLAWANAN DALAM “BLUES UNTUK BLORA”



BENTUK PERLAWANAN DALAM “BLUES UNTUK BLORA”
Esai oleh: Arif Fitra Kurniawan*


MAKA ketika konon pada abad  ke 14 seorang Raja Louis menyerukan L’etat c’est moi, sekonyong-konyong rakyat perancis memberikan perlawanan  dengan mengobarkan  vox  populi, vox dei yang keduanya kemudian menjadi aforisme dalam pelajaran menghafal sejarah  ingatan kita. Bahwa ternyata, terlepas itu berhasil atau tidak, negara dan kekuasannya cuma bisa dilawan oleh suara Tuhan yang menyusup di ribuan mulut dan bibir rakyat dalam cengkeraman tirani.  Perlawanan-perlawanan yang pada akhirnya berlangsung menjadi dongeng yang telah—sedang—dan  akan kita dengar dari bangsa satu ke bangsa lain, dari peradaban satu ke peradaban lain. Panca indera kita tidak akan benar-benar bersih dari cipratan maupun guyuran tragedi semacam itu. Atau jangan-jangan itu semua – tirani, tragedi, kekejian politik, kekuasaan--, menjadi produk yang inheren dengan diri kita agar kita masih bisa merefleksi diri sebagai [kesakitan] manusia?

Adalah Blues Untuk Blora, antologi  puisi tunggal yang berisi 64  judul puisi anggitan Yuswinardi; penyair  dari Blora. Yang akan meneruskan “dongeng” perlawanan dalam puisi-puisinya. Perlawanan menggunakan bahasa; Puisi. Kita seperti diingatkan lagi, apa yang disebut Oktavio Pas dalam eseinya dimana puisi menjadi suara lain. Suara yang tumbuh dari ceruk transendensi ditengah hiruk pikuk dan ketegangan kultural. Puisi membawa hari-hari dari masa lalu dan masa kini, sebuah kekunoan-keantikan tanpa dibatasi penanda waktu. Tak mau berhenti mendengung. Demikian
sedekah bagi penyair ialah membagi kekayaan bathin. dan untuk bisa membagi-bagi,ia mesti kaya terlebih dahulu [kuntowijoyo]

SELEMBAR SELIMUT

putih tenang menyelimuti aku
waktu begitu jauh sekali dari jangkau
tangan bayang-bayangmu.

ini katup mata dan jernih suara
menggambar dalam dirinya:
bekas-bekas danau yang ditinggalkan air
perasaan perih yang merayap ke pinggir

maret 2013
nanti jika aku mati, aku ingin  mati dalam keadaan membayangkanmu.

Melewati maret

mbi mbi dan bolo bolo datang ke semarang bu, 3 hari ini kamar jadi penuh kangen. komunikasi yang janggal. kemarin sempat sebentar jalan-jalan ke fantasy kingdom, mbi mbi mendapatkan apa yang dia inginkan. semoga kamu juga turut senang ya. salam dari banyak orang yang merindukan kamu.