--

Tuhan, beri aku tubuh paling malam!

SEHABIS SUBUH, SEMOGA PISAU BABI INI MEMBANTU KITA UNTUK SALING MEMAHAMI, AYAH


alasan inilah yang kutunggu untuk melatih gerahamku dalam mengunyah
sehabis kau lepas peci, mengemas riwayat tumaninah ke dalam sajadah.
aku dan masa kecilku berlarian di dadamu untuk menyusur,
tandapanah tandapanah yang  terpelanting dari lengkung busur.

itulah kenapa aku engkau sapih di depan tanpa selendang,
kau sengaja menghalau bayangan, tak mengijinkanku sesekali
melihat pisau babi itu  melilitkan dirinya di punggung
agar aku tak tahu tiap hari kau cincang umpatan dari orang-orang
; jadahlah, kau dan pisau babimu bukan bagian dari doa-doa
kampung sebelah!

tapi atas nama masa kecilku yang begitu girang ketika kali pertama
kau membawa pulang kapal-kapalan,
kepalaku membesar dan mulai ditumbuhi sepasang  pesawat telegram.

tidurlahdulukomaakumerindukanibumutitik

tak ada yang lebih kosong dari kehilangan,maka kau mengisinya dengan kesunyian.
maka aku juga belajar untuk tak mengkhianati seperti pisau babi ini,
yang memasungkan prasangkanya cuma pada telenan,

:hidup baginya tak boleh diduakan pilihan.

(* ketika aku besar , aku tahu darah harammu yang kata orang orang itu...,
akan terus aku baca sebagai jalan ke--surga)
kampung brotojoyo, 4 Agustus 2011

HIKAYAT SEBUNGKUS TAHU GIMBAL

HIKAYAT SEBUNGKUS TAHU GIMBAL

sebagaimana warung telah menumpahkan
penantian bagi dada yang memuja pemberangkatan
aku barangkali akan setabah  terigu mengikat
janji udang-udang yang meringkukkan
punggungnya di hari sabtu mata kirimu, agar
perutku yang kering ini mampu mencerna maksud

tanpa perlu memindahkan bongkahan batu,
sebab tak ada lagi  rahasia yang betah sembunyi di sana

lampu minyak  hendak meliburkan silau di tanganmu
agar jangan terlalu sering mengisap kepura-puraan putih
asap kendaraan,mengelabukan sesak tanggal sebelas
jam tujuh sebagai bungkus yang temaram

berdebarlah menunggu langkah yang menggerus
musim penuh sampah dari bulatan kacang tanah
yang pernah memerangkap aku kau dalam dongeng
bawang putih bawang merah.

siapa kiranya yang sudi kita tirikan,
tak juga bangku panjang ini, tak juga laparmu
yang makin keras diduduki pemahaman tiap kali si penjual
memanggil nama dengan bunyi mirip undian.