Prahara di Glagahwangi

Semua duduk bersidekap , memaparkan wajah tegangnya masing masing. Mendadak yang bersorban biru kotak kotak mengetuk bungkam.
Kanjeng Sunan Bonang, bukankah tidak sebaiknya kita putuskan mufakat dengan segera, sebelum kejadian akan lebih menggenting di padepokan ini ? ?
Yang ditanya berdehem , seolah cukup dengan dehem saja , telah keluar gerumbulan hawa sejuk kebijaksanaan.Rindang.Begitu mengayomi. Oh, tidak mungkin nimas sunan Drajat , sarasehan ini sudah seharusnyalah menghasilkan kesimpulan yang kukuh , tegak seperti syariat. Kita mesti bersabar sejenak menantikan ragil kita kanjengmas kyai Kalijogo , saya berharap kalijogo dapat tiba disini sebelum malam ke tujuh belas di bulan Rajab ini. Angin siang di glagah wangi membawa gersangnya dari pesisir. Wajah serba lonjong itu menoleh , syeh maulana malik ibrahim lah yang dituju ekor matanya .

Ya kangmas sunan benar adanya , kita mengharap bahwa amanah yang kita bawa ini benar benar hakiki . Meski kita tahu , kemarin setelah perbincangan kita dibalairung bersama nimas Raden Patah , bahwasanya keadaan Demak Bintoro mengalami goncangan setelah kemunculan sosok bersorban semacam kita , dan lantang membaiat dirinya sendiri sebagai syech , maka harap di pahami bahwa keberadaanya benar benar membawa kerancuan pada tatanan padepokan ini. Ya, yang saya dengar dia menamai dirinya sendiri Syech Lemah Abang...

Ruangan ini kembali dipenuhsesaki sunyi , cuma rasa was was yang menahan tiap tubuh untuk tetap bersila.


: . . . .next.

( tau tau inspirasi tulisan ini muncul ,pas tadi siang saya diminta jadi wali talamidz ngambilin raportnya si ulul,n ngeliat aksi teman teman ulul yang sempat saya tangkap dengan kamera)

Tidak ada komentar: