Setelah  beberapa  hitungan  detak  bandul jam dikamar berayun , dan  intonasi  nafas  menemukan  lagi  keseimbanganya  mulutkupun  komat kamit  lagi . . .
Adik , ketahuilah  bahwa  tujuan  dari  perjalanan  si pangeran  ini  adalah  menemukan  ramuan  mujarab  guna  memulihkan  keberadaan  hati  retaknya , hati  yang  selama  ini  bagian  tepi tepinya  rompal,miris,selalu  disinggahi  wajah  luka  yang  abadi. Tapi  bisa  kita  lihat , dia  lelaki  yang  ingin  terlihat  tangguh , tak  ingin  pasrah  dan  menyerahkan  tubuhnya  pada  segaris  takdir. Dapat  kita  lihat  bukan , ia gigih memperjuangkan  harapan.
Huh, bicara  harapan, harapan  itu  kataku  adalah  menunggu. Dan  menunggu  baginya  adalah  hal  yang  masih  tersisa dan menjadi  gairah pemantik  untuk  tak  lekas  menyerahkan  diri  pada  lelah.
Dan  agaknya  sang Pencipta  memahami  benar  niat baiknya , Dia yang  welas asih  ,sang Hyang  wasesa,sang  Hyang  Tunggal  ternyata  tak kuasa  menyaksikan  ciptaanya  dikalahkan  oleh waktu . Dia  hadirkan  keajaiban  itu.
Tiba tiba  kemilau  sinar  itu  menyembul  di pagi yang hijau...
Pagi  yang  menimbulkan  keyakinan,setelah  tigaribuempatratusduapuluhlima  malam  tersuruk  dalam  pencarian.
* ulul  melotot , tubuhnya  meyudutku  ke arahku : yes , bahasa  tubuhnya  mulai  penasaran.
Aku melirik  genit,kena kau ! dengan  sedikit  pura pura  aku  meringis , nyengir.
Ayo kak. . ,lanjut lagi, pangeran  nemuin  apa ? Mutiarakah?pusakakah?  
Ak tiba tiba  berdiri, menyempurnakan tulang belakangku  yang  sedikit  aus  karena  kelamaan  ber sila .
Lho kak, mau  kemana ? Iih , ceritanya  belon kelar nich. . , bikin  tanda tanya  ajah  kakak nih !
 Kaaak . . ,mau  kemana ?
Dia  mulai  menjerit.
Kakak  be'ol  dulu. . .^_'
* ulul  bersungut sungut *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar