dan pada suatu ketika,
sebuah pohon jambu di kebun matamu,
mengerdipi kegelisahanku.
lantas,
aku sengaja mengirimkan hujan yang lebat tiap pagi.
agar kau nyaman bermimpi.
agar aku bisa teratur merapikan krah jas hujanmu
menyembunyikan kancing-kancingnya pada lipatan tengkukku,
meredam tiap denting yang aduh,
antara ingin yang menjadi kutub terjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar