Senja merabun kena bias warna kuning sendu dari barat tepi garis bukit sana. Jalan setapak nampilin pesona persis larik-larik kue lapis legit. menggoda hasrat kembara untuk tetap meneruskan lukisan tipografinya : petualangan jiwa.
Dan jejak-jejak itu, tergesa gesa menyeruak rumput yang tingginya hampir setengah bagian dari pohon pisang dewasa, rumput liar yang selalu bergoyang menahan godaan silir angin. Mengungkap tanya pada apa aja yang bakal terjadi hari ini.
sebuah paruh lumayan panjang sedari tadi manyun berayun ayun di atas ranting kecil pohon kapas. kapas yang jatuh ngingetin jatuhnya bulir-bulir salju di negara-negara empat musim. demikianlah narasi semi romantis ini menempel pada sore yang sebentar lagi nutup pintunya. Dan mata pemilik paruh yang renta itu terus mengamati kemana arah jejak jejak tadi masuk, menyembul keluar lagi, menelusup dia antara rerimbun, sesekali gerakan berhentinya sekedar menahan napas, melakukan pertukaran udara.
Yang ini harus kena. dia berdoa. air liur menetes melewati paruh dan jatuh ke tanah. perutnya amat lapar sampai tak bisa mengontrol suasana. kakinya gemetar, dan saat itupun tepat baginya untuk mengepak sayap, ngumpulin energi yang masih tersembunyi, energi penghabisan,
trakk. kreesss.
ketika dengan mantapnya cengkeraman itu membawa sesuatu ke ketinggian. sorak sorai dalam hatinya, akhirnya bisa makan hari ini !!
"oiiii, lepasin gua, oiiii, lepasin, lepasin,....."
hah, suara combreng itu ngga asing lagi ! ! yap !
itu suara si Ping,....
begitu semangat campur tegang campur takut ia meronta dan teriak membabibuta, emosinya naik turun dalam ketinggian seperti ini.
"oiii, mahkluk budeeeeg, lepasin guaaaaaa, gua mau turun niiiiihhhh,"
yang di teriaki malah tambah tinggi ngepakin sayap, capitan paruh membuat tubuh ping kesulitan bergerak, dan ,
brrr,.. ia dan yang mencengkeram melayang- layag di kerayaan angkasa, memberi corak pada secarik langit. tapi Ping udah ngga peduli tentang langit dan pemandangan eksotis di bawah sana, matanya ia pejamkan berkali-kali.
Ping ngerasa mau muntah, high phobia jelasnya. kepalanya di dera pusing.napasnya udah ngga karuan, terbesit dalam ketidak berdayaan dalam otaknya muncul kepasrahan, mungkin inilah akhir hariku menyaksikan sore di dunia...
tau- tau ia udah ada di tempat teduh, sekelilingnya lembab, namun hangat, ternyata sebuah sarang.
huh, lega. Ping ngira suasana kayak tadi adalah visualisasi alam lain. alam, hisab, alam akhirat. ia timpuk pipinya sendiri.
horeeee, gua masih idup. masih selamat.
Ping celingukan.
penasaran, kemana gerangan mahkluk berparuh tadi menghilang.
kaetakutan itu mencengkeramnya lagi. arome kental kematian. huff, si paruh tadi pasti akan memangsaku. lemas seluruh otot-otot Ping.
kreekkkk,
suara mendadak dari luar iru sontak membuat Ping melonjak, kaki pegasnya reflek dan menghentak yang terpijak, tau tau nangkring di sebuah cekungan dari kegelapan.kakinya mendapati cekungan lubangbatang pohon. Matanya seperti melihat monster.
" Selamat sore kisanak,..."
benar benar suara yang bertolak belakang dengan penampilan, antiklimaks. wajah dengan paruh pisau itu mengeluarkan suara nan aduhai lembut. sebagian wajahnya nyaris menyinggung tubuh ping.
"Eng, eng , ya, ya, eng se, se, lamat sore, bung, eh, bang, eh, bing.
terus terang Ping jadi gagap tanpa sebab yang jelas.
Lo, Lo ssii, siapa ?
Lo bermaksud njadiin gua santapan pendamping minum teh bu, bukan hah ? gua kasih tau, daging gua getas, ngga bakal menuhin porsi asupan gizimu, la la gian, gua kurus."
Ping mencoba nyari celah. Huh, tapi percuma Ping, ini, bukan cerita kancil dan Buaya, dan kancil selalu lolos dari celaka. ini realitamu Ping. dan si paruh mendekat, mengendus-endus tubuh Ping. Ping yang jengah akhirnya pasrah.
"Baiklah, baiklah Tuan pemangsa, jika ini emang takdir gua, ini ending gua, plisss, gua siap, meski setengah terpaksa, silahkan nikmati tiap sobekan daging gua, potongan tulang gua. gua nyerah, gua siap jadi pelengkap rantai makanan Lo....
cuma gua pengen manggil siapa yang dapet kehormatan mencincang daging gua, gua pengen berjabat tangan dan ngenalin diri."
Ping beneran njulurin sebelah tanganya, kali ini berani itu seketika muncul, dan wajah monster-monster ketakutan yang tadi menycengkeram bahu Ping itu justru malah jadi kurcaci, kecil banget. aneh, justru di puncak rasa takut, seekor katak malah berubah jadi berani.
"nama gua, Ping. katak ksatria dari negeri sekapur sirih.
Lo Tuan ini, siapa gerangan ?"
nada senyap lagi-lagi terasa.dingin terkena angin ketinggian.
"Perkenalkan, nama saya Noy.
Noy.
bangau pejantan dari ras pengelana Ergreta Grazeta. dari suku yang hampir tercerai berai karena gelombang migrasi besar-besaran.
kau bisa memanggilku
Noy Grazeta ,..."
Ping mendekat, melangkahkan kakinya dengan khidmat, dengan keberanianya menghadapi apapun sebagai pejantan. Pikirnya , lahir jadi kstria, besar sebagai ksatria, matipun selayaknya begitu.
"baiklah, Lo mau mangsa tubuh Gua dari mana :
Tuan Noy grazeta. . . ?
10 novpember 2009. ==============================================================================================
ungkapan terimakasih untuk respon positif atas The Ping Stories. dan ini , Noy Grazeta saya hadiahkan teruntuk asasayang, yang saking semangatnya ngasih acuan, noy mesti seekor bangau, blekok. keyssyarah yang sambil cengar-cengir nyaranin Noy mesti semanis dirinya..., duniauchi, untuk saran paling gila , saya selalu bersemangat gila kalo inget itu. adearin, tak ketinggalan nengmetty yang masabodoh. raniuswah yang mulai banyak ketawa, hi hi hi. juga teman teman baru yang hadir , ada mezoe, elok4,aisyajameela,dan nama-nama cakep yang masih hangat sampai saya belum sempat mengingat susunan hurufnya.
selamat datang, selamat menikmati kebersamaan disini . . .
dan inilah tokoh baru kita : Noy.
gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar