biarkan aku mencoba dulu.
melenggang ke arah lampu yang kamu pilihkan.
tapi kamu mesti disini.
menjadi peri mungil yang duduk manis di bahuku.
siapa tahu aku dihadang malam.
siapa tahu aku di goda genit kemungkinan.
nah, disitu kamu menjadi telunjuknya,
selalu siaga meniup cahaya.
ayo ah,
doa kita barangkali sebukit lagi.
hari hari yang centil,
waktu waktu yang gigil.
tunggu aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar