Hujan,mata,telinga

Minggu dini hari,

masih saja selaput kornea dan jejaringnya menolak untuk di istirahatkan.Mungkin efek kafeinamida plus sedikit stimulan reseptor di otak membuat pembuluh pembuluh mikronya salingsilang,bersitegang.Otak manusia seberapa mampu sih,mengontrol data per data terperinci problema sepaket dengan solusinya. . ?

Pagi ini masih hujan,intonasi tik tik nya nyaris mengingatkan telinga pada suara suara di pita yang begitu ghaib,menelusuri hampir seluruh permukaan dinding resonansi yg flashback secara ritmis menuju siul siul kecil,kecipak kecipak lugas,keriangan yang tak dibuat buat,kekeh ingatan yang melompat lompat berjungkat jungkit membentuk partitur soneta atau apalah namanya : fals tp begitu dikangeni
bikin trenyuh , sir siran ,sebab tiap not dari ketukanya menjadi mantra yang mengejan durasi ,panjang kemudian melelahkan ,kemudian begitu perih ! Memutar masa lalu sama saja menumpang tindihkan kemauan sekaligus ketidakmauan .Sampai semuanya acak karna tidak ada yang akan mengerti bahwa waktu adalah gradasi warna yg senantiasa tumbuh dari biru ke abu abu

Antara mata ,telinga ,pemikiran ,telah ditakdirkan untuk takluk pada peristiwa.Tugas mereka sekedar pengamat,pencatat, kalau memungkin kan bisa juga memutar ulang. Mereka tak akan mampu menghakimi waktu.Waktu punya wewenang atas dirinya sendiri ,dan itu juga tak bisa dipandang sebagai keegoisan.


Tik tik tik . . .
Bunyi hujan diatas genting
airnya turun
tidak terkira
cobalah tengok,daun dan ranting. . . .
( nyanyian sewaktu TAMAN KANAK KANAK,di ambil lewat ingatan yang lupa lupa ingat )

Tidak ada komentar: