Aku mencoba bercakap dengan Tuhan

Gusti. . .

Kau tidak kemana mana kan, meski 4 sampai 5 hari terakhir ini aku telat bahkan ada yang sampai alpa dalam mengisi daftar hadir di catatan absensi?
Bukan, jangan tergesa gesa memahamiku seperti seorang terdakwa ya, aku tidak mau terjadi kesalahpahaman dalam kasus ini.
Well, aku memang salah ,dan sudah selayaknya pelaku kesalahan dikenai sanksi dan hukuman,dan ini adalah jembatan pertama sebagai dialog pengakuan dosa,kubesarkan dadaku menyambut ( : mungkin ) kutukanmu,aku memang salah ,tapi aku bukan tipe tipe si ciut nyali demi menetralkan lagi lembar catatan amalanku yang memang sekarang jadi 'agak' asam,dan mungkin hanya kau yang memiliki formula desinfektan.

Tapi aku yakin dengan keimananku,bahwa kau tidak akan mengutukku menjadi batu macam malin kundang pastinya,

aku yakin kau sang mahabijak ,paling tidak memberi dispensasi atau aku kau tawari sebuah pilihan konsekuensi.

Lho? Kok tawar menawar?

Hm,sudahlah kalian jangan banyak interupsi !
Ini adalah komunikasi pribadiku pada Tuhan,aku merasa di anugerahi hak veto untuk mengajukan keberatan atau mengemukakan keberatan keberatanku.

Sekarang , silahkan gusti, aku siap menjalani proses sterilisasi.
Aku ingin tumbuh dewasa dengan kepercayaan tanggung jawab atas

suaramu
kitabmu
rasulmu
hari akhirmu

shalatku
kiblatku
shaumku
thaharahku

Gusti,maafkan aku.

Tidak ada komentar: