Tadinya aku berharap mampu jadi rumah, tapi kamu enggan mengurai sabar ,okelah,aku akan belajar dulu bagaimana berusaha cepat cepat bisa mejadi sebuah ruang.Dalam segitiga dimensi sama sisi ini akulah rumus yang tak pernah memperdulikan hasil akhir. Jadi yang terlihat saat ini adalah hitung hitungan yang kelewat panjang.
Jauh sekali dari kepedulian untuk menuju sama dengan.
Empiris.
Menegangkan, saat menemukan angka angka dengan kelicikan berkhianat membuat sekongkol paduan suara.
Koor yang membuatku terayun menuju klimak , sementara kamu disalah satu sudut sin memberi aplaus agar aku lebih bersemangat menghakimi diriku sendiri.Aku Tan yang apatis.
Kamu norak.
Tapi aku lebih tolol dari yang orang duga selama ini.
Perpaduan dari rasa percaya tanpa curiga, empati , dan pengertian yang memang polos untuk terus terusan tak berburuksangka dalam memberi.
Sebegitu tulusnya,sampai disalahsatu titik, aku merasa cinta yang ku simpulkan wajah hatimu adalah sebuah iman.Kepercayaan mutlak yang menurut oranglain irasional.
Membabibuta.
Tapi anehnya ada.
Dan itu yang membuatku tetap betah berlama lama menikmati kebingunganku,menikmati kemunafikanmu.
Ya, kita terikat dengan sebuah temali eksakta, jejaring pohon faktor yang tak habis habis mendebatkan siapa yang salah menaruh telur disamping anak ayam.
Dan kamu selalu bisa menutup keresahanku lewat senyum terkulum.
Anggun
.Tiada cacat.
Aku menikmatinya,
Beneran.
Aku menikmati tiap peluk,tiap rengkuh ,tiap kosakatarindumu,tiap sms sms nakalmu,tiap tiap desah yang kamu hembuskan tentang kamu yang membutuhkan tabel absensiku yang katanya demi melengkapi sebuah teorema.
Atau mungkin presentasi.
Aku yang majnun, bahkan tak pernah berpikir sedikitpun tentang yang asli dan yang imitasi.
Percintaan yang teatrikal,karna waktu kita adalah monolog jantung yang mengisi tabung tabung statiska ,lengkap dengan pernak pernik ornamen yang mengisi segenap penjuru interior ruang pura pura.Rerumus ini.
Ah,sayangku,sudahlah kubilang juga apa,ini segitiga, bukan dinding persegi.
Nikmati saja.Seperti kita sering menikmati aroma tubuh masing masing dalam satubaju.
Satu hentakan kancing.
Hah !
( kali ini malem minggu bener bener sepi.Ngeri )
Jauh sekali dari kepedulian untuk menuju sama dengan.
Empiris.
Menegangkan, saat menemukan angka angka dengan kelicikan berkhianat membuat sekongkol paduan suara.
Koor yang membuatku terayun menuju klimak , sementara kamu disalah satu sudut sin memberi aplaus agar aku lebih bersemangat menghakimi diriku sendiri.Aku Tan yang apatis.
Kamu norak.
Tapi aku lebih tolol dari yang orang duga selama ini.
Perpaduan dari rasa percaya tanpa curiga, empati , dan pengertian yang memang polos untuk terus terusan tak berburuksangka dalam memberi.
Sebegitu tulusnya,sampai disalahsatu titik, aku merasa cinta yang ku simpulkan wajah hatimu adalah sebuah iman.Kepercayaan mutlak yang menurut oranglain irasional.
Membabibuta.
Tapi anehnya ada.
Dan itu yang membuatku tetap betah berlama lama menikmati kebingunganku,menikmati kemunafikanmu.
Ya, kita terikat dengan sebuah temali eksakta, jejaring pohon faktor yang tak habis habis mendebatkan siapa yang salah menaruh telur disamping anak ayam.
Dan kamu selalu bisa menutup keresahanku lewat senyum terkulum.
Anggun
.Tiada cacat.
Aku menikmatinya,
Beneran.
Aku menikmati tiap peluk,tiap rengkuh ,tiap kosakatarindumu,tiap sms sms nakalmu,tiap tiap desah yang kamu hembuskan tentang kamu yang membutuhkan tabel absensiku yang katanya demi melengkapi sebuah teorema.
Atau mungkin presentasi.
Aku yang majnun, bahkan tak pernah berpikir sedikitpun tentang yang asli dan yang imitasi.
Percintaan yang teatrikal,karna waktu kita adalah monolog jantung yang mengisi tabung tabung statiska ,lengkap dengan pernak pernik ornamen yang mengisi segenap penjuru interior ruang pura pura.Rerumus ini.
Ah,sayangku,sudahlah kubilang juga apa,ini segitiga, bukan dinding persegi.
Nikmati saja.Seperti kita sering menikmati aroma tubuh masing masing dalam satubaju.
Satu hentakan kancing.
Hah !
( kali ini malem minggu bener bener sepi.Ngeri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar