Katanya kau tak apa apa
ketika tanpa sengaja kujatuhkan paku di koridor sempit menuju hatimu.
Kau menyembunyikan goresnya dengan menggenggam sapu , memunggungi bayangan kepalaku yang terlihat begitu panjang memenuhi tanah.
Tapi pipimu basah,aku tidak melihat ,tapi merasa.
Dan mungkin rasa lebih bisa tahu daripada mata.
Bagiku.
Entah bagimu
Menangislah,jika menangis adalah satu satunya syarat agar kau jadi pelupa.
Bukan cengeng.
Kau tahu aku tak cukup terbiasa melihatmu cengeng, dan aku tahu kau begitu cerdas memilah milah bagaimana cara merias luka agar tak terkesan kaku.
Begitu fleksibelnya.
Begitu menarik untuk disimak
tapi kuingin kau menangis sekali lagi.Sekali ini saja.
Agar aku bisa alpa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar