Save green today

.

Lalu semua orang berkumpul serupa nasi aking di atas tampah


berebut diri mendapat keadilan matahari.




Padahal matahari tak pernah memiliki padanan kata jenuh dalam berbagi.



Lalu bulir bulir nasi yang tadinya kering itu tiba tiba lembab dan ber spora.



Entah mulanya bagaimana,karna ternyata garis cuaca enggan di beri titik sebagai penanda.


Menandai apakah ini musim basah,menandai apakah ini musim kering,atau mungkin musim setengah basah setengahnya kering.



Nasi aking basi...
Tapi siapa akan menyalahkan siapa,karna tiap bulir memplokamirkan diri jadi berhala.
Menganggap tiap diri adalah kuasa badan meteorologi



Bullshit!


Untuk tiap ejaan yang sering terpampang di sepanjang cuaca katulistiwa :



TANAH KITA TANDUS


HUTAN KITA HANGUS


BUMI KITA MAMPUS



nb : siapa yang mau peduli?



( setengah geram,tapi ga tau mesti berbuat apa )

Tidak ada komentar: