aku menyimpanmu sebagaimana separuh
lagu-lagu
menyimpan gerak dan tarian yang hidup
di tanah
lapang tempat pertaruhan
kita pernah liar saling menerkam dan berkejaran
ratusan orang kemudian
menghambur membawa timpang
jirigen
mereka yang kosong. mereka
yang ternyata cuma bisa
jadi latar
dari suara sopranmu
sungguh, di kegelapan, kesedihan tak bisa
dipanggil kesedihan.
mereka serahkan pusarku, potongan sari dari sebagian
punggunggku yang terbuka. tiap malam
minggu mereka
tukar
bagian tubuhku yang paling berbahaya.
kubiarkan kota dan tahun 1985 meminjamkan
kebisingannya
kekalahan orang-orang yang
tak mampu menangis.
taruhlah
padaku gelang beserta anting
besarmu,
kalung-kalung berkilauan, juga keheningan
yang
tak bisa diingkari oleh seseorang.
sebelum benderang menenggelamkan ceritamu,
dan
kau hapus tanda penolak bala dari
syiwa dan wisnu yang menziarahi keningmu
demi yang kuning dan yang merah,
demi
yang terpenggal dan yang
setengah-setangah
(
kampung layur , mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar