ini saya alami sendiri.siang ini.
saat tangan sudah menempel di permukaan keyboard, dan saya tak tahu mesti
memulai tulisan dengan alfabet apa. tapi saya melawan untuk tak stagnan, pikiran saya benar-
benar saya babibutakan untuk bergerak. susah. hampir setengah jam tangan cuma bermain dengan mouse. naik turun, kanan kiri berulang ulang tanpa ada satu hurufpun, yang muncul dari layar komputer.
saya tanya pada diri saya sendiri : kamu takut ya, takut apa ?
dia yang berada dalam diri saya diam. saya berusaha lagi memancingnya
berkomunikasi.
ayo, keluarlah, temui aku, hadapi aku, jangan meringkuk dan sembunyi terus.
Saya sebenarnya merasa jengah , mulai putus asa, dan benar benar merasa jengkel untuk
terus -terusan menahan kesabaran. ingin rasanya memukul dia yang sembunyi itu, menyeretnya keluar dan menelanjanginya, tapi perasaan saya sebagai manusia tak tega melakukan hal sampai sejauh itu, akhirnya saya diam lagi, membiarkan suasana
tak mengenakan ini berdurasi panjang. .
tak sengaja saat mata menekuri layar komputer yang telah gelap dari tadi , saya memandang wajah saya dari kegelapan monitor, dan saya sontak kaget, ternyata, dia yang saya panggil dan suruh suruh keluar malah nampak disini, di atas pemukaan yang gelap.
lho, kamu ?
iya.
kenapa baru keluar ?
dari kemarin kamu menakutiku.
menakutimu ?aneh, apa yang telah aku perbuat ?
asal kamu tahu , aku paling takut dengan rasa putus asa.
dan dua hari ini, aku benar-benar takut padamu. kukira kamu akan membunuhku
dengan keputus asaanmu.
kamu jahat.
hhh, ingin rasanya saya berteriak, dan gantian berkomentar, tapi urung, kubiarkan
uneg uneg nya tumpah.
tak biasanya kamu seperti itu, selama puluhan tahun aku mengenalmu, kamu paling
bisa menstabilkan keaadaan, dan itulah alasan kenapa aku setia mengikutimu. jujur saja, aku merasa terlindungi,....
maaf, aku tak bermaksud menakutimu,...
aku berfikir dengan bersikap seperti ini akan sedikit membantu menetralisir suasana yang memang terus terang saja sedang enggak terang.
well then, wajah pucat dalam gelap itu menyringai, lucu, giginya seperti boneka dinosaurus.
sekarang, apa yang bisa aku bantu ?
dia ramah seperti yang pernah saya kenal.
temani aku, aku takut sendirian kali ini.
inspirasi inspirasiku jadi mampet. aku jadi kalah dengan rasa malas.
oya ?
baiklah, sekarang pejamkan mata, letakkan jari jarimu pada posnya,
kamu cukup tulis apa yang kamu ingin tulis, rangkai apa yang ingin kamu rangkai.
jangan takut, aku bersamamu.
lekas tulis sekarang !
monitor kembali bercahaya.
maka tangan saya pun tak menunggu lebih lama lagi.
distorsi.
itu kata pertama yang menghampiri otak saya.
Larva.
itu kata kedua yang menyusul yang pertama.
lantas ketiga.
keempat.
kelima.
dan jeng jeng jeng diakhir kalimat saya menutupnya dengan kata kata yang sebelumya
tak pernah terlintas sama sekali,
guk, guk, guk, guk ,.. .. ...
saya sedang menjadi anjing.
catatan : betapa sulitnya, mengembalikan rasa percaya diri itu.
saya berperang habis habisan. harus tetap menulis. harus tetap menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar