menghormatimu adalah aku yang bermandi pancuran air susu ibu
memahamimu semerdeka ketelanjangan garis pernak-pernik sayap peri.
begitu lama.
melebihi bagian waktu yang aku punya.
barangkali sejak motif-motif yang kuberi nama kesabaran
cukup untuk mewarnai kuku
lantas tanpa sengaja permukaanya berbalik menjadi sepalung punggung
menddudukkan wajah kesedihan
di garis tepi sebuah cangkir yang menengadah
karena disana akan kau pagut langitmu
maka kemarin aku sempat memintamu, kan ?
mengirimkan lagi lewat gelembung mataku, sepenggal malam yang sublim serentan parafin.
kau bilang tak semudah itu
karena sebenar benar kehilangan tak bisa terbagi
pun sekedar menyuap keadilan pada pusat neraca timbang
lantas aku ?
hai,
aku menceburkan diri dalam amuk yang entah
selalu gagal menyampaikan pesan ini ke tubuhmu.
: sebuah rahasia
karena sebenarnya kau juga tak tahu, sedalam apa aku terluka !
*awalnya merintih, begitu sayap itu membawamu ke tempat yang agak tinggi, kau akan terbiasa melihat semua dari sudut pandang yang berbeda*
gambar dipinjam dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar