TEKA –TEKI YANG ENGGAN SALING MENYILANG
mendatar
1. kelelawar yang memilih memalamkan mata di gua-gua,
bersebab telunjukmu telah mengiris cahaya bagi penglihatannya
2. yang tak berubah, meski tiap nomer urut benda berpindah,
dari rumah ke rumah, dari wajah ke wajah.
3. sebuah kota, tempat kelahiran bising yang memahat berhala,
tuhan kesepian kehilangan bibir-bibir pendoa
4. dibaca terbalik; kepalamu tenggelam dikakiku yang hijau lumut,
berenang-renang, berenung-renung. wajar jika palung yang diseberang
tak jangkau digalahkan pendek dayung.
5. makna yang disembunyikan tiap kata yang enggan
dibubuhi kata sandang dan imbuhan, adakah?
6. kemungkinan permainan,
yang dilakukan saat tuhan sedang bosan.
7. lagu kebangsaaan para hewan,
setelah menjarah umbi, jagung dan kacang-kacangan.
yang tak menanam tapi ikut memiliki, aduhai.
8. istilah kejiwaan untuk puisi,
yang mencintai penyairnya, sakit yang lebih memilih
untuk enggan disembuhkan.
9. diberi sejengkal hendak sehasta, beroleh sehasta hendak sedepa.
demikian lambung menggelombangkan godaan bahasa.
10. nama bintang yang nyalanya mudah langit banting,
yang masuk ke buah-buah jambu merah hampir masak.
ada yang memetiknya, ada yang memetiknya,
menjatuhkan pengetahuan kita.
mendatar
1. selain cinta, yang menyediakan usianya
untuk melata demi setangkai melati,
yang lebih membakar diantara senapan api
pada lukisan mawar. menjantungkan tiap debar.
2. negeri yang menghasilkan kerajinan tangan,
jutaan topi-topi kurcaci,
yang jika sudah kesana, tak ada jalan kembali.
3. serupa padanan, halaman belakang koran,
disana ada namamu, panjang namun sepi.
menyambut obituari
4. arus yang menguras peluhku,
ketika nanti punggungku ditopang kursi roda,
dan kau, berkilah menjenguk,
membawa warna-warna jeruk.
5. perkakas rumah tangga, dulu namanya telaga,
kau akan tahu, setelah kehilangan tanya,
sesedih benalu kehilangan inangnya.
6. sebuah penanda yang tuhan cipta,
ia mengucap satu, kita mendengarnya beribu.
di musala, gereja, pura, kelenteng, maupun vihara.
ada apa, saudara?
7. diulang ; kata selain cumi-cumi, ataupun cuma-cuma
yang telur-telurnya pun sebelum ada sudah kita beri harga.
8. bagian dari tubuh yang sering meminta-minta,
kepada waktu agar ia lupa, atau paling tidak sabar menunggu,
bersebab tubuh sedang mengeringkan baju.
9. cerita rakyat, yang tokohnya tak mau keluar dari belukar,
sebelum seekor anak kelinci lewat,
mengiriminya kabar, hutan ini akan segera dibakar !
10. disingkat : Persatuan Mata-Mata Yang Telah
mendatar
1. kelelawar yang memilih memalamkan mata di gua-gua,
bersebab telunjukmu telah mengiris cahaya bagi penglihatannya
2. yang tak berubah, meski tiap nomer urut benda berpindah,
dari rumah ke rumah, dari wajah ke wajah.
3. sebuah kota, tempat kelahiran bising yang memahat berhala,
tuhan kesepian kehilangan bibir-bibir pendoa
4. dibaca terbalik; kepalamu tenggelam dikakiku yang hijau lumut,
berenang-renang, berenung-renung. wajar jika palung yang diseberang
tak jangkau digalahkan pendek dayung.
5. makna yang disembunyikan tiap kata yang enggan
dibubuhi kata sandang dan imbuhan, adakah?
6. kemungkinan permainan,
yang dilakukan saat tuhan sedang bosan.
7. lagu kebangsaaan para hewan,
setelah menjarah umbi, jagung dan kacang-kacangan.
yang tak menanam tapi ikut memiliki, aduhai.
8. istilah kejiwaan untuk puisi,
yang mencintai penyairnya, sakit yang lebih memilih
untuk enggan disembuhkan.
9. diberi sejengkal hendak sehasta, beroleh sehasta hendak sedepa.
demikian lambung menggelombangkan godaan bahasa.
10. nama bintang yang nyalanya mudah langit banting,
yang masuk ke buah-buah jambu merah hampir masak.
ada yang memetiknya, ada yang memetiknya,
menjatuhkan pengetahuan kita.
mendatar
1. selain cinta, yang menyediakan usianya
untuk melata demi setangkai melati,
yang lebih membakar diantara senapan api
pada lukisan mawar. menjantungkan tiap debar.
2. negeri yang menghasilkan kerajinan tangan,
jutaan topi-topi kurcaci,
yang jika sudah kesana, tak ada jalan kembali.
3. serupa padanan, halaman belakang koran,
disana ada namamu, panjang namun sepi.
menyambut obituari
4. arus yang menguras peluhku,
ketika nanti punggungku ditopang kursi roda,
dan kau, berkilah menjenguk,
membawa warna-warna jeruk.
5. perkakas rumah tangga, dulu namanya telaga,
kau akan tahu, setelah kehilangan tanya,
sesedih benalu kehilangan inangnya.
6. sebuah penanda yang tuhan cipta,
ia mengucap satu, kita mendengarnya beribu.
di musala, gereja, pura, kelenteng, maupun vihara.
ada apa, saudara?
7. diulang ; kata selain cumi-cumi, ataupun cuma-cuma
yang telur-telurnya pun sebelum ada sudah kita beri harga.
8. bagian dari tubuh yang sering meminta-minta,
kepada waktu agar ia lupa, atau paling tidak sabar menunggu,
bersebab tubuh sedang mengeringkan baju.
9. cerita rakyat, yang tokohnya tak mau keluar dari belukar,
sebelum seekor anak kelinci lewat,
mengiriminya kabar, hutan ini akan segera dibakar !
10. disingkat : Persatuan Mata-Mata Yang Telah
Berusaha Membaca Puisi Segigih Membaca Kitab Suci,
aih, alangkah khusuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar