JANUARI, HUJAN, DAN DONGENG YANG MEMBENTUKNYA


- hujan  dan  januari  rebah  di  rumput  basah,
bertukar  pandang,  tak  lagi  sanggup berbantahan

- mungkin  ada  dingin, selepas  gerimis  tandas  dari  badan  gelas,
dibawah  meja  kita melihat, sepasang  gigil  berpeluk,
saling  menjashujankan.

- aku memintamu  menceritakan hujan,
hujan  yang  lain,  hujan yang melankolianya
belum  pernah tertangkap  arah mata angin.

- hujan ya hujan, teriakmu  marah,
selamanya  tetap  ambigu!, sambil terus 
memasukkan  tik-tiknya   ke dalam saku  bajuku.


- kau  tahu, januari  dan  hujan, demi  lumpur,
mereka kiranya yang  telah  membuat tahun baru
menjadi   tahun  bara yang  subur.

- barangkali  engkau  benar, hujan  lama menjadi  tandu,
membawa  demam  kening  para  penyair,
ke kalimat  yang  tak  hendak  berakhir.

- ah, kita  mulai  menyukai  majas-majas,
yang  begitu  ajaib   terlepas,
dari  bibir  penyair  maupun  penyiar,
dari  puisi  atau  lugas   berita,
bibir  mereka  alangkah  sihirnya.

-  maka  bagi  para  peri, sekotak januari,
adalah  papan tulis  langit,
sayap  mereka berlomba  menjahitkan  kata ke  mendung  yang  jauh,
dan sorenya satu-satu  huruf  yang  mereka  sembah itu   melepuh.

-  hujan  yang  maha kaya,
memiskinkan  kita, baju  bahasa,
yang  sering  terpasung  putaran lidah  mesin  pencuci.

- tanyaku padamu, yang  menampik segala  teduhan.
mengapa  lidah  sekarang,  memilih telanjang,
“ agar  ketakjujuran  bisa  hujan-hujanan! “

- bencilah  aku, bencilah  aku  karena  terus  meyakinimu !
kita mendengarnya, ketika  hujan  menghujani jantung  dada  januari.

-  hujan  ini mungkin  dirimu  dalam  padanan,
yang  melimpah,
yang  melumpuhkan,
julang  suaraku  dalam  keramaian.

-  januari  memulangkan  payung-payung,
yang di bulan  lain,  kerap  diunduh  atau  diunggah,
oleh jemari  pencuri serta telapak  penadah.

- saranku, tidurlah  dulu,
karena  dongeng  januari dan  hujan,
tak  akan  menyelimuti  tubuhmu  dengan  ucapan  selamat  malam.



gambar  diambil  dari sini

Tidak ada komentar: