POU-TE-HI



"Situ punya nama Ceng Se, aku beritakan, ini  jaman yang cepat,  
semenjak dahulu kala, kami  sudah punya  idup begini  keras"

Aku  pindahkan  tanganmu  dari  tombak dan pedang,
juga  peperangan  yang selama  ini mencengkeram
nasib  setiap  pertunjukkan


Di bawah  gerimis  yang  memohon  alamatmu 
agar  tak  lekas menyentuh  kakiku
kau  pasang  nama-nama  dalam  silsilah
seperti  sebuah  rumah  baru  saja  berbenah


Kemudian  rengek  rebab  menyusul  riwayatmu,
melewati  wajahku  yang  asing dan tak  pernah
lengkap ketika  bertanya
: sepasang  kekasih  di sana terbuat  dari  bagaimana?

(Semarang, Januari 2014)

Tidak ada komentar: