Salah satu yang
saya lakukan untuk
bersenang-senang ketika liburan
adalah membaca sajak-sajak
(berbahasa) asing. Kadang di tengah membaca
tersebut timbul keinginan
untuk menuliskannya dalam
bahasa Indonesia. Tidak bermaksud
apa-apa, selain ingin
membuat kan “komunikasi intim”
bagi diri saya sendiri kepada sajak milik orang-orang
asing dan sebaliknya.
Dan titik jarak
antara membaca karya-karya
mereka dengan aktivitas
menuliskanya dalam bahasa
Indonesia menjadi bentangan
sebuah tempat yang
menyenangkan. Sebuah tamasya bahasa. Liburan (baca:
tidak berangkat kerja
ke kafe) kali
ini saya pergunakan
untuk bertamasya menelusuri
rawa-rawa, surga, pantai—laut—bukit—teka-teki
dari sajak-sajak
Edgar Allan Poe. Ada empat buah sajak yang saya terjemahkan bebas di blog ini. selamat menikmati.
Impromptu - To Kate Carol
Ketika dari mutiara pikiran kau
aku ubah
Menjadi utuh bulatan-bulatan, hati
kau bermadah,
Mustahil aku
tahu mana lebih tinggi
dari dua hal
ini –
Kilau pikiran paling sa—dar ,
atau kilau mata kekasih paling
da—sar
[Edgar Allan Poe]
Enigma
Sebutan paling
bangsawan dalam
perumpamaan
Yang bekas
tangannya tak mungkin
ditawar oleh hitungan
Seorang moralis
yang memiliki muka
sopan
Pikirannya pemajang palung
ilmu pengetahuan ;
Penyair sabar berlidah
kata-kata asing
(ini kita
tahu dari cara
dia menyanyikan
lagu-lagu)
Kecerdasan dari
seorang penyair liris
namun tak diakui
Dalam
keterpurukan dan kejayaaan
abad-abad usia kita
Ia pangeran
yang menguasai keserasian dan
kegaduhan
Penulis lakon
kuno sebuah kemasyuran
Penyair yang mampu mewarnai
tangan angan-angan
Dan ia
yang lagu-lagunya mampu mengembalikan waktu
Sekali lagi
menjadi sebuah ingatan
kesedihan purba
Adalah keberanian
yang melampaui semuanya.
Sebutan-sebutan ini
ketika dibaca dengan seksama,
Sebuah nama
[membuat] kita tahu
siapa
yang mengumpulkan seluruh keyayaan mereka.
[Edgar Allan Poe]
A Hymn
Di kelip pelupuk mata
pagi—siang—petang-
Maria! Dengarlah aku
dalam puji-pujian!
Dalam kesenangan dan
kesedihan- kewarasan dan
kesakitan-
Duhai rahim Tuhan,
ikatlah aku terus dengan
pelukan!
Ketika jam-jam berhambur berterbangan,
Sementara langit
tak dikotori awan
Jiwaku, jangan
sampai luput kau
awasi
doa kecilmu
yang maha menuntun kami
Kini, ketika
lisus takdir
menggelapi
Sekarangku dan
masa silamku
Benderangkanlah masa
datangku
Dengan harapan
manis milikmu
[Edgar Allan Poe]
To One Departed
Peri tertinggi!
Kenanganmu kepadaku
Seperti pesona
jauh-- pulau asing
Di
laut yang ganas—
Beberapa
samudra yang mencengkeramkan
jejari badainya;
dimana langit
tak putus-putus
menjangkau
merangkulkan kilat
cahayanya ke pulau
Demi yang
bersungguh-sungguh peduli dan
menangisi
orang-orang yang
mengelilingi setapak jalanku
(setapak kesedihan, aduh, dimana
tumbuh banyak hal
namun tak pernah tumbuh
setangkai mawar!)
Ruhku yang
tertinggal sedikit terhibur
Dalam mimpi-mimpimu; dan tahu
Sebuah taman
eden tertidur nyenyak di situ.
[Edgar Allan Poe]
* Edgar Allan Poe:
Penyair, penulis prosa, penyunting dan kritikus sastra Amerika
kelahiran Massachusset, Boston 19 Januari 1809. Poe meninggal pada 7 Oktober 1849
kelahiran Massachusset, Boston 19 Januari 1809. Poe meninggal pada 7 Oktober 1849
Tidak ada komentar:
Posting Komentar