di
atas kasur ini
aku membayangkan jadi
nelayan. kau laut
yang tak bisa
tumpah. dan ikan-ikan yang
menumpang hidup dengan
cara mengapung, yang sirip
dan sisiknya kadang
jadi sayap tiap
kali kau ingin mengganti
cerita-cerita pahit; menyusupkan
bau bakau ke telapak
kakiku yang mudah
dijebak warna-warni gaun
kesayangan dayang-dayang penunggu
terumbu
dengan sangat
yakin bahwa di sini
aku tak akan
terbentur, aku celupkan
separuh kesadaranku dan mulai
mendayung pasang ombak
yang kenyal-- rahasia
tangisanmu yang rapat-rapat
disimpan oleh genggaman
bantal
apakah
besok hujan, tanyamu.
persis
di atas kepalaku, sebuah
payung yang kau majaskan lengan langit,
melengkung. kelewat dekat. bahkan
hanya dengan menengadahkan
diri kesedihan lidahku yang
liar sanggup menjulur
demi menjilatinya. rasa hausku
terus menetes. namun
rabun sepasang matamu
mengiranya menetas.
sebuah kekeliruan kecil yang
tak membutuhkan penghapus. berbekal kekeliruanmu telur-telur
yang merasa sok
tahu perihal takdir
itu terus- menerus
menjatuhkan diri mereka
dari atas.
apakah kau
merasa basah, tanyaku.
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar