DI PASAR YANG SELALU MALAM

DI PASAR YANG SELALU MALAM

/Rumah Paling Hantu/

sungguh tak ada yang gelap, meskipun kematian
datang kepada seluruh lampu yang pernah hidup
dan menyalakan aku.

kau telah menghantukan seluruh masalalu,
hingga baik yang bermukim maupun yang bermakam
selalu kita kenang sebagai masa depan.




/Merah Kembang Gula/

yang bertahan untuk bersembunyi,
dan tak ingin percik di atas dadamu
meski telah sering kau nyalakan nyali
yang menggumpal sebagaimana ketakutan
merah muda kembang gula
kemudian aku belajar mengemas
riwayat hatiku yang pernah jatuh pada cinta
dengan bening tangan paling putus asa.

sesibuk apakah waktu,
ketika ia dan dirimu berputar
menunggang mainan
semakin menjauh dari tangkai mataku yang sepah
yang terlanjur terpelanting dan cuma mampu
melambai-lambai kepakmu-kepaknya dari bawah

sebab percuma, bagaimanapun cemburuku
tak akan berhasil membakar susunan rusukmu
barangkali kau cukup mendoakan saja
agar tubuhku setabah rumah,
tak menghardik

pada setiap ketukan yang datang,
pada setiap punggung yang pamit pulang
mematah-matahkan diri,
mematuh-matuhkan hati
sampai nanti gerigi, mesin,
serta semua yang bergetar dan keluar
dari tangkup bibirmu itu berhenti



/Yang Gemuruh Dalam Komidi/

diantara perbincangan orang-orang,
yang meloketkan kegembiraan
ke dalam jenuh telingaku yang kuning logam

kau tak berhenti memutar ratusan,
riuh alamat dari jalan-jalan yang menggigil
sebab piatu ditinggalkan ibu kota mereka
agar kembali menghamba,
mainan dan akhir pekan sebagai hari raya


Semarang- februari 2011


gambar diambil dari sini

2 komentar:

zoeratmand mengatakan...

jadi teringat rumah,,,, :(

Arif Fitra Kurniawan mengatakan...

rumahnya dimana mas? ah kau yang rantauuuuu.....salam hangat