Satu hari yang nyaman untuk memasak

Disana akan ku sediakan tangan yang teduh.
Untuk langit ranum yang menjadi terpal diantara bincang bincang kalian :

-cuma ada kau dan cermin wajah milik kekasihmu-


aku mulai mempersiapkan appetizernya ,
biskuit mentega , jus apel , dan sepasang sedotan yang menjembatani kata kata diantara kerinduan yang selama sepekan menjadi beban.
Aih , kalian bertatap pandang bertukar kedip.
Menyenangkan !


Meja oval ini adalah arena dimana dua hati tak berdaya menyambut hening perjalanan yang setia menjadi batas dari tubuh yang gelisah , dari ingatan yang kian melemah.

Sementara itu aku menghormati kepedulian kalian saat tangan kalian berakrab dalam satu remas , dan pijar cinta di kening kalian makin menjadi.
Ini,
mari !
Bersantap ikan pepes bawal , lalap daun kol , rumpun kemangi dan sambal tomat yang menggoda lidah.Menjerat bibir rekah yang sepekan tak menemu kulum.
Aha ! Desir kalian terangsang . Kesakitan yang terobati.
Lalu menu hidangan kedua adalah rangkaian piring piring penuh aroma pekat lengkuas , jintan , kapulaga.
Hm, kalian bertaruh siapa yang menjadi juara memanjakan perut.
Kau pura pura pingsan agar kekasihmu cemas dan segera merasa kehilangan .
Huuh. . . , aku tertawa tapi kurangkum dalam hati , teringat salah satu plot sinema india.
Kau Jaya Bhaduri dan dan cermin di depanmu Amitabhacan nya .

Semua tawa telah mulai tuntas , hari ingin segera di kemas .
Dalam satu pintu , dalam satu anggukan setuju .


Dan sekarang sambil membersihkan sisa riasan meja ,
aku lekat memandang rangkul kalian dalam langkah yang huyung sempoyongan .
Aneh , aku bisik bisik lagi.
Padahal tak ada menu minuman berakohol petang ini .Aku geleng geleng , menyampirkan kain serbet . Huuf. . .

Jangan jangan cinta lah yang membuat kalian mabuk kali ini .Aku curiga.

Ayaya . . .
Mari bersulang !


( yip , chef de cousine )

Tidak ada komentar: