Maka diantara panorama yang tergenang aku ikan bersembunyi di kegagahan milik terumbu.
Karena langit astronomi tak pernah lagi bisa dihapal ahli nujum,
Rob malam tadi memastikan bahwa diri berhasil menampilkan wajahnya untuk menakutiku,bukan saja menakutiku tapi juga menakuti doa doa.
Bagaimana bisa tertawa diantara ranjang yang apung , sandal jepit , dan kulit pisang yang menyembul dari celah jendela ?
Padahal kematian dimana dimana , hinggap begitu akrab sambil berayun menyelaraskan nada.
Saat seperti ini adakah yang tak mengimani tangan milik Tuhan begitu panjang menjadi garis garis koper.Hingga pakaian, boneka panda ,dan denyut kaki farises karna berjaga semalaman menunggu air surut akhirnya berlapang dada untuk dikepak.Mengungsikan diri.Menetralisir kengerian. Ah, jika malam ini habis , dan kau lihat kilap di lampu minyak padam, maka pasti ada yang telah tenggelam diperjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar