TAJAM BELAHAN GERIMIS



bising yang bergerak ini telah meninggalkan potongan tangan di telingamu: sebuah sejarah  yang sedih kehilangan  perihal penting. yang semestinya hijau dan menghisap. agar aku tetap bisa lurus tak bergoyang ketika berdiri  ketika menghadap. agar suatu ketika jika engkau bosan aku bisa cepat-cepat engkau muntahkan. selalu waktu dan kau yang diam-diam aku yakini mampu merentangkan hal mustahil. menjembatani kokoh—kayu perasaanku perasaanmu yang  tak tahu sebab apa jadi sebegini menggigil.

aku  merah cair  menyala  menyaksikan tahun-tahun berpaling dari upaya mengumpamakan ingatannya kepadamu—yang dihantui suara menghentak tiap kali ada yang membukakan  pintu. berkali-kali kau sangka itu   nasehat ibu yang lama pergi begitu  jauh membawa alasan-alasan dari masa lalu.
tapi diantara kita siapa  bisa menghalau putaran yang selalu lebih cepat ketika menyusun diri melebihi kilatan firasat?

sudah engkau lewati yang memantul. sudah aku catat tajam—belahan—gerimis  betul-betul.  tapi tetap saja basah merayap sebagai perjalanan asing  yang terus saja mesti kita panggul.

(5 februari 2013)

Tidak ada komentar: