PENYAIR TANPA NAMA
berulang -ulang engkau pahat bentuk namaku,
ah katamu, terlalu rapat dan padat persembunyian
dibalik kerasnya huruf huruf ini.
O, keinginan yang purba , lalu sekali.
begitu iman engkau mengubah kemustahilan dengan kemungkinan.
; rintik macam apa yang mampu membuat gambar timbul di dadaku ?
engkau sibuk mencari padanan,
sampai jam makan siang datang dari lembar-lembar koran.
ah, pikirmu barangkali aku akan kau temukan diantara gelak berita,
kolom puisi, atau kotak iklan obituari.
Sebagai ingatan akan remah-remah kematian.
jarum pendek angka enam, yang panjang angka sebelas,
ini berarti seharian kau dikurung rasa penasaran.
pada raung yang mulutnya ternyata adalah
pintu gerbang dari mesin-mesin pencari,
kecerdasan elektrik yang ah,
sekali lagi engkau berpikir akan membantumu
menemukanku melalui tautan - tautan bijaksana dari wikipedia.
; deras macam apa yang mampu menyeretmu ke alamatku ?
engkau masih saja berusaha membangun kubah pengetahuan di ruang itu.
ah, katamu ruang itu tak pernah mengenal waktu
tenyata disusun dari sepasang dada siang dan punggung malam.
engkau masih mencari
padahal sepasang kaki musim hujan sudah berpulang,
menyudahi ceritanya tentangku sebab tubuhmu terlihat letih
sehabis mungkin tadi engkau terlalu sering berpindah
dari rumah ke rumah,
dari wajah ke wajah.
kampung brotojoyo, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar