14 pebruari, nanti di sebuah stasiun kereta.

14 pebruari.

ketika hujan kecil kecil mengguyur kota tua.
ketika bulatan matahari remang dipintal jaring laba-laba.
menyisakan siluetmu siluetku diantara pikuk pekik dari lidah jutaan manusia yang hendak meliburkan diri. aku akan mengantarmu ke stasiun itu, menyaksikan gerakan lambat tanganmu yang di bawa kecepatan jendela jendela pipih di kereta. sebelum berbalik nanti menyusun kaki kaku ku dalam ngeri sendiri.

mungkin dari jendela nanti kamu akan berteriak,
kekasih....siapa sebenarnya yang menciptakan pertemuan ini ?

akukah ?

kamukah ?
waktu atau keajaiban galaksi ?

mungkin aku akan menjadi nekat dan berlari mensejajari keretamu, sembari memekik, mengirim getaran ultrasonik ke telingamu yang sedikit tertutup kibaran rambut ,

kitalah itu , yang batu dalam sabar menelan ratusan kilometer demi kilo meter,

hingga kini, atau tadi, bibirku bibirmu, cuma membutuhkan inci untuk bertatap, untuk saling menjawab. hingga saat aku berharap menghadirkan wajahmu aku tak perlu menengok dan menjulurkan perasaan gigil ini kemana mana.

aku berlari secepat keretamu dan berharap masih bisa menyentuh lenganmu seperti semalaman, memberi rasa aman perihal ketidak mengertian ini. kamu seperti ingin menangis, tapi kurasa aku tahu, tangisan kita adalah jerit paling bahak dari lagu lagu menyedihkan.

keheningan ini
kesenyapan ini.
aku menekuk lututku ke dalam tabung napasku yang habis, dan mungkin keretamu akan menjadi titik di kejauhan.


berbalik lagi tubuhku ke stasiun, tempat orang-orang membicarakan hari libur, dan jari lentik yang sedang berebut menalikan pita pita pada cokelat di toko serba ada. hari yang sebagian orang lagi saling bertukar tawa di restoran restoran cina, berhiaskan lampion dan hio sua. hari ini orang orang berbagi kebahagian.
dan jarak ini, membagikan lagi pada kita bagaimana memagut kesedihan. sangat adil, sepruh tangismu ada di mataku, separuh pedihku menempel di pipimu.
hujan masih kecil-kecil di kota tua.

kamu tak lihat bagaimana aku begitu sendiri ?



nb ; terimakasih, kamu tak berubah sedikitpun dalam memahamiku.









Tidak ada komentar: