PEREMPUAN YANG MENYURATI TUHAN


PEREMPUAN YANG MENYURATI TUHAN

akhirnya ia menyurati Tuhan,
yang telah menjatuhkan pada matanya,
bakal buah yang tumbuh dan berkisah
pada rahasia yang menjaga celah.


1
Tuhan, hadirkan aku hijau lagi,
pengertian yang sembunyi di malu daun suji.
menyingkapku sebagai tepi.
ditempat pertama dia datang,
sebagai lengan kekar membawa riwayat sampan,
mengajakku berlayar, menyelam laut belukar.

lalu pelan tubuhku menguning,
luka bakar itu ia kecupkan penuh sabar dikening.
tunggu aku, katanya.
sebelum ia mengubah diri jadi kaki lentik;
tualang lebah madu.


2
dan pertemuan, sebagaimana padat aliran hujan,
buih yang riuh mengucurkan curah
saat langit terseduh, panas tanah terbakar peluh.
kerinduan. ingin sekali saling bersentuh.
meski rintang ranting teramat licin,

ketika sengauku lebam daun. ingin berpegang embun,
titik pertemuan yang jernih,
yang kuharap mampu mengupas perih demi perih.
bersabarlah, rutuknya.
aku menggigil menjahit luka-luka
yang mengalir dan mengalur,
dari kening ke mata.


3
Tuhan, putuskan ceritaku,
yang diuntai rafia, mengikatkan diri pada telinga,
tak bisa lagi mencangkangi suara.
jatuh, jatuh jatuhkan saja aku ,
dari tubuh hijau-kuningku,
tak bisa lagi menengadah
menjadi riuh kecambah.


akhirnya surat itu sampai pada Tuhan,
yang maha membaca tahun-tahun
serat buah-buahan.
kulit paling jauh dari ingatan




gambar dari sini

Tidak ada komentar: