jangan disini

berawal dari sini
saat kau merasa sungguh asing dan mati matian mencari sebabnya


lalu pelan kedukaan itu menggerusmu
mengilangkan tiap bayangan dari benda yang dilaluinya
menyeruput tiap percakapan rahasia dari semua benda
dan kau terpincang setengah berlari


ayo !
aku meneriakimu
menggamit lengan resahmu agar tak pernah berkenalan dulu dengan apa itu jeda.
jangan menepi , aku mohon


meskipun disitu tersedia bangku
meskipun disitu ada kesempatan untuk mengadu
meskipun disitu menggoda luka untuk asyik berkaca.
jangan, sesekali jangan.
karena, karena ah,
ketiadaberdayaan seringkali menipu.


tetaplah tegak dan bergerak di badaimu
ya, ini aku juga sedang mencari pusaranya
menciptakan sejuta gerimis puisi
terlis yang akan menjagamu untuk sementara

karena nanti yang akan mengendap adalah
baris baris kata pembungkus airmata
serta alenia yang menggiring serupa gembala , menemanimu belajar
membaca
berjalan
berlari
jatuh
bangun
jatuh
bangun lagi
menempa luas savana.


di tempat itulah selayaknya kau menjelma
karena disitu masih tersisa
aku
dia
kami
kita
mereka
serta siapa saja yang masih peduli dengan kotak nama

selama masih kuat tertanam
aku
kau
dia
kami
kita
mereka
serta tiap benda yang masih setia bersimpuh untuk mengecup doa

tunggu,
jangan menyerah dulu, aku mohon

Tidak ada komentar: