dia datang lagi, memintaku untuk untuk memperlihatkan tanganku padanya, mengusap bintik bintik keringat di telapak yang sering lelah.
ia cuma ingin agar aku bisa berbagi !
ia coba memberikan tisu, dan berkata ; aku ada ping !
seperti yang sudah sudah, saat aku terjatuh dan ia senantiasa sigap dengan sebotol obat merah.
saat aku demam dan ia selalu sabar mengompres keningku dengan handuk kecil ditangan.
saat aku terbantai sepi dan ia kerap muncul dengan wajah yang selalu begitu, nakal dan berona riang dalam berujar : kau takkan ku lepas sendiri ,ping !
dan kali ini , wajahnya masih seperti itu saat menawarkan sesuatu.
ingin aku terlonjak dan memeluknya, memarahinya karna persahabatan bukan urusan sejumlah angka,
bukan pemaknaan siapa yang lebih culas dalam meminta , dan siapa lebiih bijak dalam memberi.
dia berdehem tanpa menggurui : ping, kau tahu kenapa Tuhan menciptakan tangan kanan dan tangan kiri bukan ?.
ah, itu lagi, itu lagi............
mata beningnya selalu menyeretku untuk lebih tenggelam, merangkumkan berjuta arti di gelombang laut anologi.
tak pernah tuntas.
( biar saja, karena seperti halnya pagi, siklusnya yang teratur kadang tetap saja menggiring kejenuhan kita untuk penasaran menanti)
untuk seorang sahabat pagi ini : tetehmetty, ya, aku yakin Tuhan mahabaik telah mengirimkan sahabat sepertimu...............................................,
ia cuma ingin agar aku bisa berbagi !
ia coba memberikan tisu, dan berkata ; aku ada ping !
seperti yang sudah sudah, saat aku terjatuh dan ia senantiasa sigap dengan sebotol obat merah.
saat aku demam dan ia selalu sabar mengompres keningku dengan handuk kecil ditangan.
saat aku terbantai sepi dan ia kerap muncul dengan wajah yang selalu begitu, nakal dan berona riang dalam berujar : kau takkan ku lepas sendiri ,ping !
dan kali ini , wajahnya masih seperti itu saat menawarkan sesuatu.
ingin aku terlonjak dan memeluknya, memarahinya karna persahabatan bukan urusan sejumlah angka,
bukan pemaknaan siapa yang lebih culas dalam meminta , dan siapa lebiih bijak dalam memberi.
dia berdehem tanpa menggurui : ping, kau tahu kenapa Tuhan menciptakan tangan kanan dan tangan kiri bukan ?.
ah, itu lagi, itu lagi............
mata beningnya selalu menyeretku untuk lebih tenggelam, merangkumkan berjuta arti di gelombang laut anologi.
tak pernah tuntas.
( biar saja, karena seperti halnya pagi, siklusnya yang teratur kadang tetap saja menggiring kejenuhan kita untuk penasaran menanti)
untuk seorang sahabat pagi ini : tetehmetty, ya, aku yakin Tuhan mahabaik telah mengirimkan sahabat sepertimu...............................................,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar