kita, lilin, korek api


engkau yang datang sambil menyeret bandul jam.

yang kutakuti sebagai utusan penarik upeti.

namaku Juni, cantik dan dinamis.

begitu kau selalu menyapa diri sendiri.

ya, selalu saja aku hampir lupa.

Disaat kau bersila,

membacakan mantera pada angka dua puluh dua.

mengecatkan warna ungu pada ruang pribadi ingatanku.

aku masih sibuk di ruang tengah,

mengaduk kopi, menambahkan gula,

bersiap menjadi makan malam sederhana

diantara kursi dan meja.

aku tahu , diatas meja, kau adalah titik

dimana segala garis silang saling bertemu.

Semerah gerak yang berumah pada darah

Sekilas penglihatan yang dikenakan oleh mata.

Sedenting pendengaran yang dipakaikan untuk telinga.

Letih sungguh usia ini dipinjam tubuh.

Kita, lilin. Korek api.

Makin pucat.

Makin cacat.


( entah dimana yang salah, saya yang sering merasa kehilangan masa kanak saya, atau waktu yang terus saja membujuk saya agar cepat cepat dewasa )


gambar dari sini


Tidak ada komentar: