Sunyinya cinta itu katamu.
Membuat lampu kota di sepanjang jalan padam.
Kamu menanyakan jalan pulang.
Bibirku masih getas kayu di pinggiran taman.
Tampak makin gelap, mudah patah.
Sunyinya cinta itu katamu.
Sekedar bisik bisik.
Dari keraguan yang di kaburkan kabar.
Ketika Kita masih ingin memanjat kepastian.
Licin, ditumbuhi arah, dan kita seperti pernah sampai.
Sunyinya cinta itu katamu.
Mengantarkan perempatan ini lagi.
Kepada punggung kita yang tak sengaja berhenti.
Dari penyesalan.
Malam malam, di tengah hujan.
Lantas berteduh dalam satu payung yang gamang.
Sunyinya cinta itu kataku ,
: adalah puisi. Yang tiap barisnya menjelma bisa, saat aku hendak mengubahnya jadi lagu paling haru !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar