kepada jirah

Tengah malam

: kepada Jirah

Yang mengetuk jendela kamarku dengan kujujuran.

Malam itu gerimis,

Hawa dingin setengah telanjang.

Aku masih ingat bagaimana tungkainya melompat.

Memasuki lubang seram ini.

Kakinya padat dan cermat.

Ia masih hangat,

Bahkan saat menyarankanku agar aku mengenakan baju.

Katanya tubuhku sepotong kesedihan.

Terlalu polos. Terlalu banyak menangis.

Kutanyakan padanya bagaimana ia bisa membaca itu semua.

Katanya ia telah lama berakrab dengan ruang dan waktu,

Telah lama pula ia mengintipku dari balik kaca.

Ruang, waktu dan kaca menurutnya adalah hal paling mudah di mengerti

Nomer dua setelah keteraturaturan angka angka di daftar isi sebuah buku.


Tidak ada komentar: