Urutan Cemburu Ibuku yang Masih Bisa Kau Acak


1.
Ia memikirkan senapan. Duduk.
Membiarkan kepicikan seperti rambut
Yang disisir. Kelak, yang meledak
Dalam jantung ayahku bukan lagi
Sepotong cerita busuk tentang
kampung-kampung.

2.
Lampu (kau bisa mengira ini perumpamaan
Dari rasa marah atau benci) dinyalakan.
Dimatikan. Dinyalakan. Ia hadiahi ragu-ragu
dan jarinya sendiri dengan gigitan.

3.
Siapa berani membengkokkan pepatah,
Habis manis dibuang sepah. Ayahku menangis.
Tak mampu meringkihkan dirinya
jadi lebih kerdil dan pengecut.

4.
Pesawat jet. Kolam renang.  Ruji sepeda motor.
Dubur ayam. Dengan keempat hal itu, ia berjanji
akan mengenangmu lewat sebuah  puisi panjang
yang tak akan mudah meledak oleh  kesedihan.


5.
Ayahku pulang. Pintu terkunci.
Aneh ketika aku intip dari jendela,
Ia ketuk dirinya sendiri berulangkali.

6.
Dini hari  membengkak. Dijejali
kutipan orang-orang yang kalap menulis
Tentang cita-cita dan masa depan.
Ia tertidur. Seseorang datang ke mimpinya
Dan berharap bisa menjadi sesuatu
Yang bisa kau tangisi.




Tidak ada komentar: