Seusai
menamsilkanmu ke dalam bayang-bayang
Sepenggal
sajakku yang buruk rupa
Aku
putuskan mengembalikan dahaga milik
Jari-jarinya
sebelum ia merayap jauh ke utara
Sudah
terlanjur beku dan agak percuma
Saat
kertas dan mangsi tak mau menjadi
Peta
tanah air kami.
Aku
serukan nama-nama berdarah
Pahlawanmu
yang jatuh di padang laga
Aku
dengungkan lagu-lagu dan menarik
Jantung
bendera agar lebih dekat ke angkasa,
Iringan
perkusi itu tetap saja mengiringi
Dayang-dayang melepaskan lapis demi lapis
baju
zirah mereka.
(Semarang,
Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar