aku ikan besi dalam tidurmu yang lelah memeluk dinding danau. yang tak mungkin kau pancing atau kau ringkus dengan jaring. geligiku gergaji bagi mahkluk lain--keperkasaan tak terampuni.
semahir pertapa yang sengaja menusuk kelopak mata sendiri demi mendapatkan penglihatan murni, kau celupkan kelingkingmu sambil terus merangkak berharap bisa menemukan rangkaian kekeliruan di pangkal ekorku.