satu penyakit tumbuh dari lidahmu.
rasa ragu.
satu obat kujatuhkan dari atap bibirku.
kata tanya.
lihat....
betapa mesra mereka kini bersenyawa.
*gambar diambil dari sini
dilihat dari dalam adalah lampu-lampu kota, dilihat dari luar adalah masa lalu kata-kata
gantungan kunci berbentuk kepala Pinokio.
baris ini kubuat, ketika gigil asing berkumpul pada jam sembilan malam. ketika lelaki lelaki tetanggaku saling beradu memicingkan mata dan bertaruh bola. sedemikian haru mereka, mengkhawtirkan para pemain kesayangan mereka melanggar dan di jatuhi kartu. lapangan bercat hijau malam ini menjadi pekarangan depan gedung peradilan. selalu saja ada yang jatuh, selalu saja ada yang berlari, selalu saja ada yang mengejar dan tiba tiba melanggar. aku mencium hangat nafasmu saat mereka, pemain berseragam serba biru itu, keluar lapangan berganti dengan pemain yang lebih baru, dengan seragam yang lebih biru. ah mereka saling mengusap kepala, aku tahu, jauh disana kau juga sedang mencoba mengganti namaku. dengan nama yang lebih berwarna, dengan rasa bahagia yang lebih bisa dipercaya. ya, aku tahu, sekarang atau entah kapan, aku juga akan keluar dari hatimu kan ? dan jika saat itu datang, tolong, kau tak perlu berpura pura adil dengan mengusap kepalaku. 