DIA PUNYA IDA

: Penyair Chairil

Kutundukkan kata-kataku sendiri
di antara gerimis dan para penjenguk
yang tak pernah sangsi
serpih lelatu yang mengotori
jariku,adalah inti kesunyian
yang tak mungkin dengan gegabah
dipermainkan.

Kau pulanglah dulu merangkum yang penting.
Kita terlampau payah berunding

Barangkali dia mengejekku.



Dan aku mengendap-endap
Melewati kaku pohon-pohon cemara
Juga daerah asing yang pernah ia catat
Seteliti jari-jari malaikat

Tapi anginnya tak pernah sama
Dari yang pernah ia tiupkan ke hidung Ida!

(Semarang,Agustus 2014)

Tidak ada komentar: