MURAL



kota ini tak bisa mencium aroma obat dan jamu yang khusus diramu untuk merawat daerah kewanitaanmu. dimana kerikil, cuilan kulit kepiting, bungkus-bungkus permen memutuskan berpindah dan terdampar. kau sanggup mengangkang setabah istri yang mengejan demi melahirkan pintu-pintu dan jendela baru yang dipupuk jilatan cemburu.

aku akan pergi ke punggungku lagi, menemukanmu lagi dan rumah-rumah yang membelah diri susah dijumlah dengan segenap perasaan bersalah. tiap kali menemuimu, aku kelewat takjub menyaksikan ada yang retak di tanganmu saat melipat kaus kaki panjang yang jengah bermukim di landai lantai sepatuku.


tiba-tiba perjalanan menghentikan  diri. daratan tergulung. aku lihat akar api yang sering dikisahkan lagi orang-orang yang memilih tersungkur dikeremus gigi geraham kampung. kami tak punya dewa, kami tak punya dewa, ringkik terakhir mereka

2013


Tidak ada komentar: