menyemut dari lidahmu pohon pohon, warung
yang tutup, seorang yang tertidur di atas becak,
berusaha memuntahkan waktu juga harapan harapan
yang dari rumah telah disusupkan oleh ibumu.
selelah lelah lengan mengejar yang membawa lari
sepasang pucat lampu hijau di perempatan,
aku mengandaikan langit sebagai ladang yang terbalik
agar bis-bis tumbuh dan tumbang seperti hujan, mbi.
agar kita tak lagi mata yang dipanjat kecemasan
yang tutup, seorang yang tertidur di atas becak,
berusaha memuntahkan waktu juga harapan harapan
yang dari rumah telah disusupkan oleh ibumu.
selelah lelah lengan mengejar yang membawa lari
sepasang pucat lampu hijau di perempatan,
aku mengandaikan langit sebagai ladang yang terbalik
agar bis-bis tumbuh dan tumbang seperti hujan, mbi.
agar kita tak lagi mata yang dipanjat kecemasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar