TENTANG JAM TANGANMU

~ sebelum waktuku mengenal jam di tanganmu //
ia merasa sering jadi bulan-bulanan//
masa lalu, masa depan//
kini ia berkata kepada engkau ;
seusai kuhentikan semua ini ,//
maukah tanganmu menyimpanku sebagai detik yang mati? // ~


(nota : sajak yang buruk berusaha ^meyakinkan^ pembacanya, memaksa untuk mendengar pasif, dan cenderung mencoba menyelesaikan masalah -- Sapardi Djoko Damono)

OH TOLONG , SAYA INSOM-INA !

~Mata saya kamu.
Idung saya kamu.
Telinga saya kamu.
Kulit saya kamu.~


kamu siapa sih ?

catatan : insom-ina, bukan penyakit biasa.

SEIRIS PAPRIKA DI MAKAN MALAMMU ( ISENG-ISENG )

~ ia seperti sengaja menepi // menghindar dari pisau-garpu ; pengerat sepotong petang// berhari hari mengais jurang dari selokan ~


~ ia seperti kelepak kupu patah sayap // menghindar dari jerat dan pekau yang mendekat; pengerat sepotong isyarat // berhari hari mengais jeda dari ketika ~


(ket : bait diatas terdiri dari dua bagian, bagian pertama saya sendiri yang bikin, nah bagian yang kedua versi orisinil nya nengmetty , yang ga tau kenapa begitu lebay, ngaku dirinya emang dari orok dah gape bikin puisi. . ,weekz =p )

SATU SATU MILIKKU YANG BERPINDAH KEPADAMU # 1

~ sejak suaraku mengenal telingamu// ia ingin kau simpan sebagai keheningan//tak peduli, meski yang cuma bisa ia lakukan//, menulis puisi dan bicara dengan diri sendiri//~


~ sejak bayanganku menemukan tubuhmu// entah bagaimana awalnya, ia tiba tiba berkhianat// meninggalkan jauh tubuhku// menempel di tubuhmu// katanya, ia ingin kau simpan sebagai perbedaan ; selisih terang dengan remang//~

SAJAK YANG KUBACAKAN DI DEPAN MAKAM IBUKU, ADALAH SAJAK YANG GAGAL TERMUAT DI SEBUAH KORAN ; muat di kompas.com edisi selasa, 18 sepetember 2010

SAJAK YANG KUBACAKAN DI DEPAN MAKAM IBUKU, ADALAH SAJAK YANG GAGAL TERMUAT DI SEBUAH KORAN

kubawakan lagi pada telinga ibuku yang menghadap telingaku.
panggung besar, disana ada aku dan getir sajakku.
cahaya sorot dari biru ke merah hadir bersamaan.
rungkut bambu, pekat setanggi, bebunyi sitar.
menghisap pucat malam menjadi latar.
memberi kami kesempatan,
sepasang bangku, untuk saling bertukar ketakutan.
aku memberanikan diri,
mendorong sajakku berdiri.


//oleh pekarangan,
aku ditampik sebagai sebuah kedatangan.
masih pelepah enau.
yang hijaunya belum terlampau.//


//oleh koran harian.
aku ditampik sebagai sebuah bacaan.
sekedar kalimat baru
yang belum tersapih puting susu//


kadang aku melihat mereka,wajah duka penyair kita ,
yang kuakrabi berpuluh tahun
sebelum sajakku lahir.
ook nugroho, joko pinurbo.
kurnia effendi, hasan aspahani.

jejak pelayat yang begitu kuhormati,
merawikan bergantian kematian paling sunyi.
sajak mereka sungguh-sungguh dalam berdoa,
menjernihkan tubuh ibuku dari kerumunan bisa.

***

AF. KURNIAWAN
kampung Layur, september 2010.

PERIBAHASA JANG KOENO

-- diberi sedjengkal hendak sehasta, beroleh sehasta hendak sedepa .
hati gadjah sama dilapah, hati koeman sama ditjetjah --


( ini gara gara saja habis soedah membatja kamoes koeno jang diterbitkan oleh oeniversitet indonesia, jang disana tertulis tahoen diterbitkanja ini boekuoe tertera angka jang mengatjoe 1952, saja teroes terang tidak saja seroepa monjet keparat habis terpingkal pingkal , padahal beloem selesai mata saja membatja kata pengantarnja, alangkah loetjoe tata kata jang digoenakan pada tempo itu)

he he he.....


** gambar terseboet jang diatas saja sengajakan unduh dari tempat ini