biar mereka bersenyawa


satu penyakit tumbuh dari lidahmu.
rasa ragu.

satu obat kujatuhkan dari atap bibirku.
kata tanya.

lihat....
betapa mesra mereka kini bersenyawa.


*gambar diambil
dari sini



dongeng kecil dari dalam lemari (2)

gantungan kunci berbentuk kepala Pinokio.

pak, orang-orang tak pernah mau percaya.

saat kuceritakan bahwa aku anakmu.
mereka bilang,
aku cuma kutukan yang dikirim
oleh kayu-kayu dari hutan.
benarkah begitu pak ?

aku sedih.
kadang aku menangis didepan cermin.
kenapa,
kenapa anak seusiaku yang lain memiliki ingatan
sementara aku dicukupkan mengetahui masa silam
dari kebohongan.


pak,
lihat.
lihat dan perhatikan hidung panjangku.
yang mampu menyerap debu-debu.
yang mampumengungkap bahasa para peri labu.
kian panjang.
tak tuk tak tuk tak tuk.
kau kah itu yang menatal hidungku ,
kebohongan dan kejujuran kini
bergantung pada bunyi palu.



patahan lipstik.

bibirmu selalu resep yang kurang.
tak pernah sesuai takaran.
aku menjadi dapur disana.
memanggang apa apa yang bisa membantu bibirmu,
berasap sehangat dulu.

kertas kubakar.
plastik kubakar.
kayu kubakar.

bukan.


ini buakan acara kremasi.
atau pengkhianatan api pada sri rama,
saat ia ingin membakar shinta dengan curiga.

cuma rasa berkabung.
cuma keinginan ejakulasi yang selalu dibendung.

kadang kegagalan seringkali
menghadirkan posisi tawar menawar.
sengit.
pahit.

aku teriak.
kau membentak.

berlomba mengajak mulut mengumbar
semua suara dari pasar.

bersama mengajak lidah
menelan barang pecah belah.


*gambar dari sini




Peniti


:kepada baju

menjalani ikatan denganmu, kekasihku.
adalah gelombang acak emosi.
hingga aku menjadi kening anak kecil
yang butuh obat penurun demam.

kadang aku hilang percaya diri,
maklum, aku pipih meski terlahir sebagai besi.
terus terang, aku termakan bisikan
orang orang di jalan.
mereka berujar,
peran utama lebih bisa dikenang
daripada peran pengganti.

oh, kancing kancingmu itu.
yang berwarna beludru.
yang menghisap perasaan cemburu
dari kepalaku.


tapi katamu,
tak perlu berteriak pada sutradara.
tak perlu memperparah perbandingan
dengan barang substitusi
apalagi ukuran.


aku, bisikmu lagi.
masih lekat begini, karena engkau mau.

tapi,
sampai kapan ?
kusimpan rasa gamang dalam rapat jahitan,
kekasihku,....




saya tahu

sayaterusberlaritanpahelatanpaspasi.

-- karena saya tahu,
kamu masih menginginkan drama yang lebih panjang dari ini--


semarang 21 juli 2010.

kita dan cerita tentang lelaki lelaki pencinta bola

baris ini kubuat, ketika gigil asing berkumpul pada jam sembilan malam. ketika lelaki lelaki tetanggaku saling beradu memicingkan mata dan bertaruh bola. sedemikian haru mereka, mengkhawtirkan para pemain kesayangan mereka melanggar dan di jatuhi kartu. lapangan bercat hijau malam ini menjadi pekarangan depan gedung peradilan. selalu saja ada yang jatuh, selalu saja ada yang berlari, selalu saja ada yang mengejar dan tiba tiba melanggar. aku mencium hangat nafasmu saat mereka, pemain berseragam serba biru itu, keluar lapangan berganti dengan pemain yang lebih baru, dengan seragam yang lebih biru. ah mereka saling mengusap kepala, aku tahu, jauh disana kau juga sedang mencoba mengganti namaku. dengan nama yang lebih berwarna, dengan rasa bahagia yang lebih bisa dipercaya. ya, aku tahu, sekarang atau entah kapan, aku juga akan keluar dari hatimu kan ? dan jika saat itu datang, tolong, kau tak perlu berpura pura adil dengan mengusap kepalaku.


kau masih percaya dengan angka angka keramat ? kenapa tiap negara menyematkan angka tujuh, angka tiga belas, angka tiga puluh tiga, pada punggung pemain yang bukan sembarang, kata mereka, angka angka itu dikirim oleh para dewa. jauh waktu sesudah lintasan lari dibuat di sebuah selasar kuil di Yunani. Agar tiap pertandingan yang akan di gelar seluruh isi lapangan yakin, angka angka tadi akan membawa kemenangan. maka dibuatkan perhatian khusus, baju desain khusus, model sepatu khusus bagi pemegang nomernya. dan tak inginkah kau tahu, mengapa jauh sesudah waktu meninggalkan para dewa yang di hormati di Yunani, jauh sessudah waktu menelantarkan dadaku dari punggungmu, aku tetap saja seperti para tunawisma yang gigih mencari suaka. kau tahu sebabnya ? ternyata telah kutanam pada ceruk huruf huruf belakang namamu angka satu.ya, angka satu.


bola itu tak lagi menggelinding. lelaki lelaki tetanggaku sebagian tertawa, sebagian memaki, aku sedang belajar bagaimana menyeimbangkan tawaan serta cacian. para pemain di televisi itu meski ada yang menangis, masih sempat berpeluk dan saling bersalaman. para pendukung kesebelasan bertepuk tangan merayakan kemenangan. sementara aku menepuk nepuk dadaku sendiri, yang sering kalah oleh punggungmu. jauh dari batas keseimbangan.

tapi apa arti kemenangan ?
apa arti sebuah kekalahan ?



gambar diambil
dari sini

fiuh. sungguh.

cukuplah ina. saya saja yang memang terlalu sensitif memandang tiap hal dan membesar-besarkanya. sesuai dengan apa yang saya pikirkan. bukan salah saya kan, jika ada yang berusaha mengerti, tapi yang dimengerti ngga pernah mengerti. selamat menikmatri liburan jika liburan, selamat bercengkerama dengan kucing peliharaanmu yang baru. selamat menikmati rasa sakit jika sedang sakit, saya akan berpura pura saja tak tahu apa yang sedang terjadi. laut itu bernama ketidak pastian. sumpah saya sudah usahain berenang, meski kamu tahu saya paling ngga bisa berenang. kamu ngga bakalan tahu. sama seperti saya yang ironik ini. saya kerap tenggelam....

aku.kau.aku.kau.aku.kau.


mungkin seperti ini, jika nanti kita sudah tua


aku.
sebuah permohonan yang urung dikabulkan.
seperti perjalanan,
yang harus mengukur jarak kaki sendiri.

kau.
tujuan yang berbalik.
menjadi cuaca.
tak pernah bisa ditebak mencurahkan airmata dimana.


aku.
kerapkali terganti.
sampul baru buku tulismu.
garis patah yang sempurna berdoa.
tapi barangkali matamu alpa.

kau.
merasa telah perca
menambal nyinyir lukamu dengan api.
makin bungkam diatas unggunan.



aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau.aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kaaku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau. aku.kau.

seperti akan selesai. entah pada titik yang mana

kopi dan halusinasi

....
malam ditengah jam.
gelas gelas kopi.
jess
bau bara tenggelam.
bau anak kecil kehilangan mainan.
bau mimpi dilindas kenyataan.

dekat terowongan itu.
rok span hitam menunggu.
bahasa segala jenis kemaluan.
ketat dan menantang.
parfum pelacur menguar dari tanda baca yang hancur.


jauh suara kereta.
nguing,nguing.nguing.
seberang jalan itu keping.
tujuan itu puing.
rompal dan jatuh diantara riuh suara anjing.
tali bra.
karet kontrasepsi.
bayangan warung bergerak perlahan.


wotgandul, 2010.dalam sengau yang tak beraturan

LeLevora : what are you talking about ?

sms ini datengnya malem malem.

Teman : nite yipp, moga mimpi indah dianter aroma kopi bikinanmu.

( bengong ngeliat sms ini, perasaan dimana mana yang namanya kafein tuh bikin mata jereng, ngaco banget deh, nah darimana bisa mimpi indah ? =P )

Saya : belom.ni bis makan Lele sambel terasi ma ayah, akhirnya
tu Lele naas kami bantai dengan biadabbb =)

Teman : ha ha, kalo gitu ayip ga boleh maen ketempatku akh,
bisa2 kolam le2ku diabisin ntar, hia ha
Saya : oh mai God, jgan sekali sebut2 "KOLAM LELE" ama Yipp,
yipp konak ntar, ngebayangin tu kawanan Lele
loncatt2n dengan indahnya.

Plis deh jgn pernah undang LELEvora ini..:P
( ketawa ngakakPolampe perut kenceng )

Teman : its okey,ngga papa, sok atuh ambil aja semau kamu,
gean sini juga pngen liat

sebarapa ganas dan buasnya dirimu...
Saya : glek.
( langsung ngebayangin seharian myemplung dikolam, bercinta ama lele lele, sebelum ntar ngebantainya......)