CINTA POPO : KATANYA SIH CINTA MONYET.

UPIK KIRIM SMS AMA GEBETANYA KAYAK GINI :

GUA BILANG CINTA AMA LU,
E TAPI LU MALAH BILANG LU CINTA AMA PULSA.
SIALAN, PADAHAL HARUSNYA LU TAHU.
CINTA PULSA LEBIH MENGERIKAN KETIMBANG
CINTA PALSU.


ayaya....si Popo ampun ampunan ngemaki operator kartu GSM yang ga kunjung kasih gratisan, ama gebetanya upik tentunya.

...


SEDIA : BERAGAM JENIS CINTA


grosir dan eceran





SEDIA : PACAR ISI ULANG


fisik dan elektrik



YANG AKAN AKU KISAHKAN JIKA NANTI KITA SEMPAT BERTEMU

Hadiah-kening-ruang depan-dagu-catatan-tumpah-mahar--galeri--cukup umur-pundak-roti bakar-

YANG AKAN AKU KISAHKAN JIKA NANTI KITA SEMPAT BERTEMU

1

mungkin saat yang itu kita akan duduk di bangku panjang

samping gerobak yang menjual kue terang bulan dan roti bakar

udara lebih gigil saat berkali kali namaku engkau panggil.

pesanan kita sedang dibuat, dan tiba-tiba, kita teringat

bagaimana waktu juga pernah membakar bulan sebulat loyang,

menghapus rupa rupa angka di penanggalan,

membuatkan kita rasa pahit tanpa padanan.

2

Sebelum mengantri di samping gerobak ini,

seharian kita jalan-jalan,

kau memilih mengajakku menyaksikan pameran,

dan entah siapa yang memulai untuk berbasa basi

tentang ke abstrakan lukisan di ruang depan sebuah galeri.

lantas kita tepaku pada salah satu gambar, dan lagi lagi,

di sela sela mereka yang berkerumun, para kolektor benda seni itu,

kita sependapat, jika kita memiringkan kepala ke kiri,

maka coret-coretan abstrak itu menyerupai wajah seorang gadis kecil,

kita mengira itu anak yang keluar dari tubuhku tubuhmu.

kita terbahak membayangkan bentuk janin kesedihan.

3

Kau mengeluhkan tentang rasa letihmu, aku setuju,

saat ini, dua pasang kaki kita tak mungkin lagi

menempuh perjalanan panjang,

tak mungkin merancang lagi langkah lebih lebar .

tapi kau terlihat lebih segar, senyummu lebih subur,

o, kau mengira kata kataku segenit rayu

seorang anak lelaki belum cukup umur.

aku lelaki enam puluh tiga tahun dan kau setahun lebih muda dariku.

teramat mahal kekanakan yang kita punya !

lebih mahal dari mahar yang tak sanggup kubayar, ketika,

paling tidak, pernah ku ketuk pintumu untuk melamar.

ayahmu waktu itu bilang :

Apa yang bisa di berikan dari seorang lelaki pembuat puisi ?

4

aku memandang mata tuamu, kerutan yang merayap di pipimu,

berusaha memindai tiap getaran yang tersisa disana.

mencoba mengukur jarak kening sampai dagu yang pada suatu petang pernah dengan tulus menerima bibirku sebagai tamu.

sebelum selasar senja merasa kehilangan warna tembaga.

sebelum rambut putih kita di tumbuhi sepasang antena,

piranti yang membantu kita dari dulu saat langkahmu langkahku

keluar lewat pintu yang berbeda.

dan kita, ranting pohon musim gugur

yang terlanjur dikutuk jalan raya.