5 kategori 'CINTA' ( bagian kedua )

Suci berkata :
ah cinta yang mana ? Cinta siapa , yang aku tahu aku selalu melayaninya seperti menghormati diriku sendiri. Aku membaiat kesetianku kepada mas Pram, aku mencintainya penuh.Sesak banget. Menerimanya tulus , cintaku yang aneh begitu total hingga aku bersedia memaklumi tiap celah celah lubang kekuranganya, tiap ketidakmampuanya. Aku mencintainya , termasuk ketika dia sering pulang dalam keadaan mabuk,termasuk kegemaran barunya berjudi karna melampiaskan keputus asaan sehabis dikeluarkan dari pekerjaanya sebagai buruh pabrik. Aku tetap bersikukuh ini cinta. Karna dengan inilah aku bertahan mempertahankan untuk tidak memenangkan ego ku sebagai istri.Ini cinta,karna dari inilah Si mili dan Mitha kecil ada, mengisi malam malam penuh pengabdianku.Membuatkan kopi,menyetrika baju, merapikan pakaian anak anakku saat mereka beranjak pergi ke sekolah.Ya,ini cinta yang mungkin tak sempurna,tapi aku senantiasa menikmatinya.Ehem. . .

5 kategori 'CINTA' ( bagian pertama )

Kata Soleh :
aku mencintainya kok , karnanya aku jadi serajin ini , serapi ini , makan tak pernah telat , bekerja selalu semangat.Meski kadang aku juga berharap sedikit bumbu khawatir, berharap tiba tiba si dia menelponku untuk menanyakan kesehatanku, udah mandi belum , atau nanyain hari ini aku mengenakan kemeja apa, sepatu apa , minyak rambut apa . Cinta itu hal hal yang kecil , begitu kekasihku selalu bertubi tubi mengirimkan pesan pendek.Pokoknya aku begitu menikmati caranya dalam menghargaiku.Ehem. . .

.Saya merasa jadi sok super sensitif belakangan ini . Saya sendiri mendapati ada hal hal yang diluar jangkauan handle saya sebagai (maaf ,lelaki). Terkena stimulasi sedikit saja perasaan saya jadi pink banget, memble , terangsang untuk berempati pada hal hal kecil . Untung saya masih berkumis , jadi sedikit terbantu mengatasi perubahan psikis dadakan ini. Wajarkah ?
Saya jadi tiba tiba jadi diri personal yang mudah jatuh iba.Melihat neneknenek tua meminta minta ,langsung deh trenyuh.Lihat anak kecil tetangga menangis dihajar mamanya ,saya langsung tergerak untuk memposisikan diri saya jika menjadi anak kecil yang dihajar karna nilai matematikanya dapat empat. Huuh.
Saya ngeri sendiri.
Dulu padahal saya kebal seperti badak ,tak pernah miris memikirkan dunia selain milik saya.Lha sekarang ? Benar benar seperti perempuan dapat jatah siklus bulanan.
Tiap melihat obyek bergerak , selalu saja mendramatisasinya berlebih, lebay pokoknya.
Wajarkah perubahan seperti ini.
Saya yang salah membuat sudut pandang pada obyek ,atau obyek yang memang kerap memprovokasi untuk mengubah persepsi saya?
Ah,saya bingung. . .

Nothin

Kepala yang berat menahan beban.
Ber-ton ton kekalutan
tapi hidup tiada boleh mengeluh.Bius lokal saja aku. . . . ! ! !

Megatruh dari ibu

Nak ,
maka kukisahkan perjalananku ini dalam Megatruh.
Sedalam dalamnya ,
ketika petang kutunggui senyum kalian berdua menyembul dari celah pintu rumah .

" . . . Ibu , kami telah mahir mengaji ! "

lalu tangan gemetar ini menuntunmu ke arah dipan dekat tungku , menghangatkan nasi jagung , menghanguskan ikan asin dengan arang kayu bakar dan abu, ibu paham perut buncit cacingan kalian sudah tak sabar menikmati kenyang.
Makanlah dengan lahap ,nak !
Ayo makan, biar kamu lekas membesar , lekas pintar dalam menghafal alif - ba - ta - tsa - jim.
Agar kelak keislamanmu tak di tuduh sebagai islam 'abangan' , pelengkap di susunan kartu identitas semata.
Ya, dan ibu cuma bisa seperti ini , membantumu tumbuh , menyediakan makanan 'penuh gizi'.
Berharap dengan perjuangan ini mampu menjadikan mahkluk cendekia.Tak sekedar cendekia ,tapi juga amanah , tapi juga tabligh , tidak membodohi orang orang bodoh.
Sudah kenyang nak ?
Manikam manikamku , tidurlah lekas , maka kuantar kalian dengan mitologi pewayangan . Tentang ibu kunthi , kisah durmagati , lalu ibu menjabarkan arti macapat . Sinom , Dandanggula,kinanthi,maskumambang, dan tentang perilaku adiluhung punakawan Semar Petruk Gareng Bagong.
Ibu terus bicara sendiri , menemani wajah pulas kalian , yang hangus karna asap dari lampu minyak tanah , wajah kalian begitu membuat ibu terus bertahan menguatkan diri .
Jika besok kalian bangun , maka telah kupersiapkan untuk menampilkan ketegaran.

Maka kuakhiri megatruh ini , saat malam nyaris habis dalam dengkurmu, dan suara kodok dibelakang rumah meyakinkanku untuk menyanyangimu tanpa ragu.

Untuk mendung yang merayap sesorean tadi. Aku lebih memilih menjadi noktah. Mengambil kotak, memotong rapi kertas kado. Saat hari kehilangan sibuk , menyadarkan gumam masih ada yang layak dikerjakan. Hey , tiap hurufku saling bertengkar berebut menjadi kata kata ilmiah ! Kata kata yang darinya lidah jadi kaku menyebut. Biar dipandang pandai katanya, biar terkesan terhormat sinisnya sambil menjulingkan mata.Ehm, Duhai metafora , bagaimana kamu bisa seyakin itu mengatakan kamu dalam kesadaran penuh ? Sementara jika aku telanjang kamu sebut aku wajah yang vulgar.Tirus. Jika aku diam maka keluhmu aku tak bisa memberi hormat atas keberadaan. Ayo tepuk tangan ! Yang keras , biar terlihat jelas mana yang salah dan mana yang berusaha memahami kesalahan. Bernas. Seperti aktualnya kata kata koran . Merah kuning hijau . Sayang warna pelangi tak bisa kamu gambar sesorean tadi. Pastel warnamu patah patah .Lelah. Mengosongkan diri. Zzz zzz Zzz...( tidur )

. . . . . .Mimpi.

Ngelilir

Dini hari,
tau tau bangun, perut laper.
Wajahmu menggelitik.
Aroma jus tomat,
kangen lagi,rindu lagi.
Rendezvous lagi.
Cape deh.

Hidup yang anomali

Heran . Ayip kecil umur empat tahun bercita cita jadi wartawan yang ia yakini wartawan adalah jalan jalan keliling dunia mencari berita. Sewaktu sekolah dasar ayip tiba tiba mengubah cita cita jadi pemain sepakbola, berawal kebiasaan teman teman yang selalu menjadikanya kapten kesebelasan.Waktu beranjak, slow but sure, di es em pe , kemudi asa berbelok lagi : ingin jadi ahli tata bahasa . Mana ada ?
Es em pe usai , kumis tipisnya mulai tumbuh . Lantaran frustasi , karna tidak diberi ijin untuk melanjutkan di sekolah bahasa , maka si ayip ngambek,kolokan , dan dia sengaja membuat manuver ngawur dengan mengikuti test masuk sekolah teknik ! TECHNICAL HIGH SCHOOL ! Tiga tahun terlewati tanpa semangat kompetisi , tanpa obsesi , jiwa mudanya bergejolak.
Anehnya lagi , selepas sekolah ayip malah berasyik asyik dengan serangkaian kerja yang berhubungan dengan kimia!
Mungkin bosan , mungkin tuntutan pencarian ,mungkin tertantang membuktikan rumus kemungkinan.Ia memilih melanjutkan sekolahnya yang sempat tertunda.Dan pilihanya mengagetkan lagi : Food and beverage !
Ia masuk pariwisata , berakrab dengan dasi , berkarib dengan sajian kulineri.

Mungkinkah , hidup memang rangkaian keterkejutan ?

Tampangmu lagi !

Huff.
Bahkan dalam sembahyang kupun wajah narsismu sering hinggap.
Membelotkan arah kiblat.

Cekikikan.

Begitu mengganggu.
Membuat tiap rukuk ,tiap sujud kehilangan tuma'ninah.
Haiyah !

Tumben tumbenan

Agh. . , tumben tumbenan dech , bisa bangung pagi , ngelakuin ritual sembahyang, plus doa yang lumayan panjaaang. . . .
Berdoa ternyata bisa bikin perasaan legaaa. . . .


( : tapi abis doa, jadi bingung , perut laper minta ampun , sementara logistik di kulkas engga ada yang bisa dinikmati ) perutku meronta ronta !

Imajinasi instan

Kaukah itu ?
Dalam remang tuxedo hitam.


Aku cinta yang mecari Tuanya , aku gelap yang berserak serak memanggili nama cahaya.


Akukah itu ?
Yang begitu girang saat anggukmu mengijinkan syalku menjadi dasi kupu kupu.Bergeliat lincah , merias pipi semerah wortel.
Malam ini dipenuhi inspirasi.

Aku malu malu , kau tersenyum mengucap douzo yoroshiku.
Aha , Tepanyaki sebagai menu pembuka ! !
Tapi tunggu ,tunggu dulu . Kau penyuka daging babi , ayam , atau sapi.
Maaf , aku mendadak gemuk berlemak. Tapi aku vegetarian.
Gelas gelas gemirincing kehausan.

Tuan , aku tak biasa menenggak sake.
Di kampungku yang rumbia Bapak memeram ketela , dicampur ragi, beras ketan , sedikit abakadraba ! Jadilah larutan mineral penuh hara , kaya rasa.

: malam genit menawarkan meja bulat untuk mabuk bersama.

Aku geleng geleng , kau manggut manggut.
Berpesta dalam entah.
Sepasang badut terperangkap disharmoni.

Huh , kenapa aku tiba tiba memaksakan diri menjadi Oshin ?


( kota tua , ini proses pertama saya bereksperimen dengan jelajah pikiran, fuh ,ternya berekplorasi lewat tulisan itu susah susah gampang ya ? )

Suara bising ditubuhku

Jendela berkabut , sebatang garis angin digambar telunjuk firasat.


' adakah tabir wajahmu kuingat ? '


Jangan percaya , begitu bisik telinga.
Mulutpun pura pura tak mendengar , asyik bermain dengan lidah penuh manisan.
Dia tak pernah berhasil menangkap getaranmu , timpal mata sebelah kiri . Mata kanan cemberut ,acuh tak acuh sembari menggigit kuku sendiri.Kelihatan idiot.
Kuku memisau menelanjangi debar dada yang pada sepertiga malam tak henti henti melawan doa,mengirimkan tenung.
Ghaib.
Invalid.


: jika ternyata akulah takdir kau mau apa ?

Tiada yang berhak menjadi apa apa , tubuh memotong kata ,dari tadi ia menunda ingin menjedakan harap.
'biar tidur ini lekas merdeka , bayang bayang lenyap , dan tiap telapaktangan tak perlu lagi mendikte palmistri. Merumuskan yang
tadi,
sekarang,
serta nanti.


: lantas apa tujuanmu ada ?

Hm, memberi kesaksian bahwa keberadaanku pernah tak ada.


( lampu tiba tiba mati )

Surat yang tak terkirim untuk ibu

Teruntuk ibundaku :

ibunda sayang , saya berharap semua yang baik terbingkai untukmu. Kesehatanmu , keseharianmu , juga segala pernik di taman 'sriwedari'mu.

Alhamdulilah bund, baik saya ,ayah, adik ,dan cucu mu arimbi senantiasa di anugerahi keadaan yang baik.
Ah, ibunda,
menyaksikan ini semua ,saya merasa tak enak sendiri,khawatir dengan segala kemapanan ini ,ada sebersit cemburu di hatimu.
Ya , saya akui , jujur bunda, seharusnya ruang kegembiraan ini tertujukan untukmu ,harusnya ibun berada di tengah kami , ikut menikmati hasil dari kerja keras kita bepeluh peluh ,berayap rayap dengan penuh prihatin memperjuangkan sebait tingkat yang menurut ibu dulu lebih sejahtera.
Saat saat seperti inilah bunda, saya rasakan begitu menyiksa.Menyaksikan ayah bercengkerama dengan 'ibu baru' kami , menyaksikan adik berceloteh riang menggoda arimbi ,ah ,lagi lagi saya mendesah : harusnya ibu ada disini!
Saya memang ikut tertawa ,itu benar. Tapi begitu rona sabarmu itu berkelebat , saya tertegun , saya pilu bunda.Saya hampir hampir menangis sendirian.
Kenapa ,kenapa ,disaat segala sesuatu bisa saya (kami) jangkau ,tujuan dari jangkauan itu malah raib ?
Saya berpikir, dengan keadaan seperti ini , keberadaanmu bisa tergantikan . Faktanya ? ?
Tetap saja bund , kemahaibuanmu tak pernah bisa saya tempelkan di tekstur wajah ibu lain,wanita wanita lain.
Mungkin saya membiarkan kejadian demi kejadian untuk mengalir secara wajar , tanpa keinginan untuk melawanya. Toh ,seberapa kuat energi saya melawan sesuatu yang telah di tentukan.Ia bernama takdir bukan ? Yang kata ibund ,harus kita yakini, harus kita imani .

Ibunda sayang , saya cuma merasa saat ini saya sedang mengkhianatimu,
menduakanmu.

Bunda , maafkan saya.


( ketika rasa ini membuncah , saya tidak pernah yakin saya mampu mengendalikanya sendiri.Adakah obat jiwa dari perasaan cemburu ? )

Sedikit bosan

Mulai lagi deh, ke kampus ogah ogahan ,ketemu dosen tatagraha, ekonomi makro . Harusnya kemalasan ini bisa saya singkirkan.
Adakah yang punya resep agar nafsu mengudap materi pelajaran bertambah ? ?

seorang perempuan di sana

Dan dia menunggu cintanya di dikursi lumayan panjang sembari menghafal puisi.

Kamas ,
aku masih bergetar menggenggam kunci.

Ia berdesah menguasai lelah. Berdoa agar malam ini cintanya tidak pulang kehujanan.Ia sudah dari tadi menjerang air menyiapkan mie instan.
Malam menggigil.
Deras mengucur di satu titik hitam.


Disiagakanya daun telinga untuk menyerap tiap sumber bunyi.
Berharap tertangkap ketuk sepatu.
Ah, itu pasti langkah maskulinmu ,kamas.

Tapi cerita berbicara tentang alur berbeda,
ketuk ketuk dibungkam sunyi , pengharapan yang mati.Hati perempuan itu mencoba melawan.Melampaui resah.

Ujud abstrak bernama kerinduan

Diluar masih basah bekas hujan.
Kamar yang menawarkan kenyamanan properti.
Dinding serba putih.
Slide berisi daftar panjang nama nama kerinduan.
Sst. . .Jangan berisik.
Puisi menawarkan igau yang bisa dipahat jadi gantungan baju.
Baju baju lama, sebagian cinderamata , percakapan literer , splash !
Ternyata masih bisa dinikmati dengan menyedu kopi,mengudap camilan.
Dan menjadi saksi dari waktu yang tumbuh senantiasa menghadirkan rasa haru ,ketika ingatan bertatap muka dengan episode tertunda dari ruang bernama reuni. akhirnya saling memuji, saling bertukar tanya ,saling membeberkan kebekuan diri.
Karna disana pernah ada perbincangan yang tak tuntas,
ada gambar hilang yang harusnya di lengkapi.

Nod. . .

Ya, kita memang tidak bisa menyangkal pendapat oranglain tentang kemustahilan ini. Anggap saja aku mafia kebohongan yang selalu bersembunyi dibelakang topeng yang menurutmu : mengasyikkan.
Tapi kurasa ,aku tak butuh lagi media untuk bisa mencintaimu,tadinya memang aku sempat ragu,,bahkan aku juga protes ,masak sih ,dijaman yang serba kompleks kaya gini cara cara jadul masih saja di aplikasikan buat mengungkap hm, kejujuran. Katakataku kemarin nOd, didasarkan pada keinginan sebuah misi pembebasan, biar lega.Toh aku juga tak ingin tiap malem jadi susah tidur lantaran unek unekku itu. Dan ternyata ,surprise !
Kamu menanggapi semua yang ku utarakan dengan amat bijak, dalam lingkup kedewasaan yang 'engga' kehilangan greget ,alhasil ,itu, membuat perasaanku jadi makin kebat kebit.Zigzag.Kalimatmu yang santun,tanpa kehilangan bobot.Jadi inget deh kata kata yang terakhir dari kamu itu :

yuk ,sama sama aja berdoa ke Tuhan, biar jodoh itu mengikat diantara aku dan kamu.

Well, i love your way look at me.
Nod,aku jadi sadar ,sesuatunya akan berjalan 'baik baik saja' , selama kita mampu untuk terus mempertahankan kerangka itu pada tempatnya.Tepat.Efisien.Dan aku semakin memahamimu ,memahami konsep memiliki itu kayak apa, mencintai dengan baik dan benar itu kayak apa,
ya,
kali ini aku merasa tumbuh dewasa.Dewasa yang alami nOd.
Tapi aku juga yakin,diantara rambut yang menutup sebagian wajah menundukmu itu, kamu juga berharap hal yang persis sama denganku .Apa ? Dimiliki.

Dan aku janji nOdqu, bukan padamu,tapi pada diriku sendiri, bahwa perasaan aneh ini ,akan terus mengobarkan semangatku.
Semangat dalam belajar,
semangat dalam bekerja,
merealisasikan cita cita.Menujumu,aku akan berjuang menggapaimu,tanpa menghilangkan kesadarandiri tentang korelasi vertikal antara kita,cinta,dan kehendak Tuhan. Tapi ,tapi bukankah adanya ini,juga campur tangan TUHAN juga ?

Seperti sms kamu tadi ,
YIPqu , JANGAN LETIH BERJUANG YA , nOd PENGIN NYAKSIIN YIP DATANG DENGAN SEGENAP KEMENANGAN

berulang ulang kubaca kalimat itu, kata yipqu,melahirkan ekspektasi yang benar benar positif.Aku tak peduli apa aku bisa menjangkaumu atau enggak, tak peduli TUhan nantinya ngejodohin apa enggak. Aku cuma ingin membebaskan diriku saat mencintaimu.

Dan mungkin tadi aku urung membalas sms kamu, maka sekarang akan aku tuliskan disini nOd :

di hati uda cuma ada uni. . .

Ngelilir

Mandi katakata.
Sampai capek berbusa busa.
Semoga ini bukan ciri ciri epilepsi !

C kuadrat sama dengan. . .

Tadinya aku berharap mampu jadi rumah, tapi kamu enggan mengurai sabar ,okelah,aku akan belajar dulu bagaimana berusaha cepat cepat bisa mejadi sebuah ruang.Dalam segitiga dimensi sama sisi ini akulah rumus yang tak pernah memperdulikan hasil akhir. Jadi yang terlihat saat ini adalah hitung hitungan yang kelewat panjang.
Jauh sekali dari kepedulian untuk menuju sama dengan.
Empiris.
Menegangkan, saat menemukan angka angka dengan kelicikan berkhianat membuat sekongkol paduan suara.
Koor yang membuatku terayun menuju klimak , sementara kamu disalah satu sudut sin memberi aplaus agar aku lebih bersemangat menghakimi diriku sendiri.Aku Tan yang apatis.
Kamu norak.
Tapi aku lebih tolol dari yang orang duga selama ini.
Perpaduan dari rasa percaya tanpa curiga, empati , dan pengertian yang memang polos untuk terus terusan tak berburuksangka dalam memberi.
Sebegitu tulusnya,sampai disalahsatu titik, aku merasa cinta yang ku simpulkan wajah hatimu adalah sebuah iman.Kepercayaan mutlak yang menurut oranglain irasional.
Membabibuta.
Tapi anehnya ada.
Dan itu yang membuatku tetap betah berlama lama menikmati kebingunganku,menikmati kemunafikanmu.
Ya, kita terikat dengan sebuah temali eksakta, jejaring pohon faktor yang tak habis habis mendebatkan siapa yang salah menaruh telur disamping anak ayam.
Dan kamu selalu bisa menutup keresahanku lewat senyum terkulum.
Anggun
.Tiada cacat.
Aku menikmatinya,
Beneran.
Aku menikmati tiap peluk,tiap rengkuh ,tiap kosakatarindumu,tiap sms sms nakalmu,tiap tiap desah yang kamu hembuskan tentang kamu yang membutuhkan tabel absensiku yang katanya demi melengkapi sebuah teorema.
Atau mungkin presentasi.
Aku yang majnun, bahkan tak pernah berpikir sedikitpun tentang yang asli dan yang imitasi.
Percintaan yang teatrikal,karna waktu kita adalah monolog jantung yang mengisi tabung tabung statiska ,lengkap dengan pernak pernik ornamen yang mengisi segenap penjuru interior ruang pura pura.Rerumus ini.
Ah,sayangku,sudahlah kubilang juga apa,ini segitiga, bukan dinding persegi.

Nikmati saja.Seperti kita sering menikmati aroma tubuh masing masing dalam satubaju.
Satu hentakan kancing.
Hah !

( kali ini malem minggu bener bener sepi.Ngeri )